Rumania (WDN)- Produsen pesawat latih IAR-99 Falcon yang berbasis di Rumania ingin mengikuti tender sebesar $100 juta dolar untuk pengadaan 12 armada pesawat latih TNI AU. Dalam pengadaan pesawat latih TNI AU Rumania juga bersaing dengan Korea Selatan, Rusia dan Ceko. Dan diharapkan delegasi dari Indonesia dapat melakukan pengujian pesawat latih Falcon Craiova tersebut.
Pesawat latih Craiova akan memulai debutnya pada tahun 2011, dan ingin menandatangani mega kontrak sebesar 96 juta euro untuk pengiriman 12 IAR-99 Falcon ke Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk mengganti armada pesawat latih mereka, yang terdiri dari model OV-10 Bronco dan Hawk BAE Mk.53 dan saat ini pemerintah Indonesia sedang mencari pengganti pesawat latih tersebut. "Seorang direktur Produsen pesawat latih IAR-99 Falcon telah ke Indonesia untuk presentasi pesawat latih tersebut.
Kami memiliki dua pesaing yang sangat kuat, yang telah melobi pemerintah Indonesia. Kami(produsen) pergi ke Indonesia sendiri, karena kami belum mendapatkan dukungan pemerintah Rumania, walaupun kita sebagai produsen akan mendapatkan keuntungan dari pemerintah Rumania. Jika pengadaan pesawat latih ini kita menangkan, pemerintah Indonesia bisa turut serta mengontrol dalam perakitan pada batch pertama yaitu 12 pesawat latih IAR-99 Falcon, "kata Victor Peta, pemimpin dari Craiova aircraft tersebut.
Bersaing Dengan Pesawat Latih Dari Rusia, Korea selatan, Dan Ceko
Menurut Peta, salah satu pesaing terberat dari Craiova yaitu pesawat latih supersonik buatan Korea Selatan yang diproduksi oleh KAI T-50 Golden Eagle, yang memiliki desain yang hampir sama seperti F-16 Fighting Falcon, karena merupakan hasil dari kerjasama Lockheed Martin AS. Pesawat latih IAR-99 Falcon dan T-50 GE memiliki banyak kesamaan: penggunaan, kecepatan, jangkauan senjata, dll. Korsel telah menggunakan pengalaman yang luas dalam produksi pesawat latih tersebut karena mempunyai lisensi F-16.
Korsel mempunyai peluang lebih besar karena Pemerintah Indonesia sedang mengkaji 24 F-16 dari AS. Sedangkan OV-10 Bronco telah digantikan oleh pesawat A-29 Embraer Super Tucano dan penggantian BAE Mk.53 lebih condong sebagai pesawat latih tempur ringan. Saat ini pemerintah Indonesia sedang mengkaji tiga pesawat latih yaitu T-50 (Korea Selatan), Yak-130(Rusia) atau L-159 ALCA (Ceko).
IAR-99 Falcon Adalah Pesawat Latih Yang Murah Dan Bagus
Tanpa diragukan lagi, Semua pesaing IAR-99 Falcon mendapatkan dukungan dari negara mereka masing-masing. Tetapi IAR-99 Falcon memiliki keunggulan dari segi harga yang menjadi nilai tawar yang menarik bagi Indonesia.
T-50 Golden Eagle (KAI) dipatok dengan harga $21 juta dolar AS/unit, sementara Yak-130 dipatok dengan $ 15.000.000/unit dan L-159 dipatok antara $15-17000000/unit.
Dengan anggaran tersebut pemerintah Indonesia hanya akan mendapat 16 pesawat latih T-50, sedangkan bila IAR-99 Falcon dapat memenangkan tender pemerintah Indonesia akan mendapat sekita 30 IAR-99 Falcon, sampai saat ini menteri pertahanan Indonesia sedang mengkaji tawaran tersebut.
Perlu diketahui IAR Falcon 99 telah terintegrasi dengan Elbit Systems buatan israel. Elbit Systems juga memasok perangkat elektroni pesawat Tucano, Brasil, melalui anak perusahaannya, AEL.
Dengan kondisi diatas dapat disimpulkan IAR-99 Falcon buatan Rumania akan jauh lebih murah $ 8.000.000/unit dan kompatibel dengan F-16.(GDS/WDN)
Berita Terkait:
0 comments:
Post a Comment