
Kuala Lumpur (WDN/MIK)- Departemen Pertahanan Malaysia menjadi sorotan karena Dephan Malaysia membuat 6 kapal perang dengan biaya 870% lebih mahal dari pada buatan negera lain dengan jenis yang sama.
Menurut anggota parlemen Palinta Jaya Tony pua, Kapal patroli jenis OPV dibeli jenis ini juga dibeli oleh AL Selandia Baru dengan mengandeng perusahaan BAE System dengan harga $ 90 Juta NZ atau sekitar RM 210 juta ringgit per unitnya.
"Bahkan Lockheed Martin dan General Dynamics, dua perusahaan terbaik dan militer terbesar di dunia, AS membangun Littoral Combat Ship (LCS) dengan anggaran kurang dari US $ 300 juta (RM913 juta ) pada tahun 2004, "Pua (kiri) mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini.
Ia mempertanyakan mengapa pembelian itu tidak dilakukan melalui tender yang kompetitif, bahkan ketika negara dengan tentara yang paling canggih di dunia, seperti Amerika Serikat, melakukannya untuk kebutuhan militer mereka.
Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan bahwa pemerintah telah sepakat untuk mengalokasikan RM6 miliar untuk membeli enam OPVs dari Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd.
Ahmad Zahid mengatakan kesepakatan itu akan memberi industri pertahanan lokal dorongan setidaknya RM2 miliar dari alokasi akan bermanfaat bagi 632 perusahaan dalam kemitraan yang bergabung dengan Boustead Naval Shipyard.
Namun, Menteri menambahkan penentuan harga belum "selesai", hal ini membuat heran Pua, yang bertanya-tanya "kenapa membuat pengumuman seperti itu".
Selain itu anak perusahaan dari Boustead Holdings Boustead Naval DCNS Corporation Sdn Bhd, telah memperoleh kontrak senilai RM1.3 miliar untuk pemeliharaan dua kapal selam Scorpene AL Malaysia.
Menurut anggota parlemen Liew Chin Tong, Bousted merupakan perusahaan yang mendapatkan talangan dana dan kemudian menganti nama PSCI, karena gagal mengirim kapal perang jenis OPV."
Namun ia mengakui manfaat dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri, Liew, yang merupakan anggota parlemen dibidang pertahanan, dan ia mempertanyakan apakah bijaksana untuk melakukannya dengan mengorbankan kualitas dan biaya.
"Kita ambil contoh suatu penawaran tender internasional dilepas dengan setengah harga dan kualitas yang lebih baik, apakah kita masih bersikeras bangunan ini segmen tertentu dari industri lokal?".
Hal tersebut senada dengan Klang MP Charles Santiago juga mengangkat isu "belanja dengan bijak", mengatakan bahwa pengadaaan dengan jumlah besar RM6 miliar lebih baik digunakan menangani hal-hal yang lebih mendesak.
"Ambil Contoh Korea Selatan baru-baru ini mengatakan, membuat kesepakatan untuk membuat frigat yang lebih besar dan modern dengan harga $ 300 juta dolar per unitnya, tapi tidak seperti di Malaysia, negara yang berada dalam konflik dengan negara tetangga yang merupakan memiliki salah satu tentara terbaik dan terbesar di dunia."
"Dengan kenaikan harga bahan pokok dan komoditas di Malaysia tersebut sebagai akibat dari 'subsidi rasionalisasi' hal ini perlu ditanyakan adalah apakah hal ini dianggap sebagai pengeluaran yang bijaksana?"
Para anggota parlemen juga menyerukan kepada komite parlemen menyelidiki dan mempetimbangkan transaksi sebesar RM100 juta tersebut.(Brudirect/WDN/MIK)
Berita Terkait:
Industri Pertahanan
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
Malaysia
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam
- Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- Menhan : Namanya Tetangga Selalu Buat Masalah
- Pengamat : Ketika Malaysia Mencoba Mengganggu di Udara
- Indonesia Mendatangai Kontrak Pengadaan Su-30MK2 Dengan Rusia
- Hasil Temuan Komisi II : Ternyata Justru Indonesia yang "Mencaplok" Wilayah Malaysia
- BNPP Mengusulkan Anggaran Perbatasanan Sebesar Rp. 5 Triliun
- Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI
- Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat
- TNI Bantah Dusun Camar Bulan Dicaplok Malaysia
- Pengamat : Teknologi Alutsista TNI Masih Di Bawah Singapura & Malaysia
- TNI AU : Konflik Indonesia Dan Malaysia Hanya Persepsi
- English News : Plan To Replace The Royal Malaysian Air Force's MiG-29 Fleet On Hold
- Bupati Bengkayang : Infrakstruktur Harus Cepat Diperbaiki Untuk Menunjang Patroli Di Perbatasan
- Yonif 621 Manuntung Jaga Perbatasan Indonesia - Malaysia
- Perbatasan Papua Nugini Dan Malaysia Sangat Rawan
- TNI AU Dan TUDM Rancang Latihan Bersama Elang Malindo di Pontianak
- Komisi I DPR : Pengadaan Kapal Selam Harus Dipercepat Untuk Menghadang Malaysia Dan Australia
- Malaysia Pastikan Membeli 32 Panser Anoa Dari Pindad Sebesar US$ 80 Juta Dollar
Kapal Perang
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Belanda Akan Menjual Kapal Perang Kedua Ke Indonesia
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- PT PAL Akan Membangun Kapal Selam Sendiri
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
- Kemhan Kembali Kirim Tim Negosiasi Kapal Perang Ke Inggris
- Indonesia Meminta Rudal Kapal Perang Dari Inggris Diupgrade
- Indonesia - Inggris Bahas Tindaklanjut Pembelian Kapal Perang
- Menimbang Penawaran Kapal Perang Belanda Dan Italia
- Wamenhan Keluhkan Pengerjaan Kapal Perang Molor Karena Salah Perhitungan
- Kemhan Kirim 250 Teknisi Dalam Proyek PKR Di Belanda
- Awal 2013, KRI Klewang Kedua Akan Dibuat
- Betapa Uzurnya Kapal Perang TNI AL
- Armabar Kerahkan Depan KRI Untuk Menjaga Selat Malaka Dan Natuna
- PT PAL Akan Mulai Pembuatan PKR Awal Tahun Depan
- Komisi I : Ke Depan Kami Menginginkan Transfer Teknologi Kapal Perang Dengan Inggris
- Industri Pertahanan Nasional Bentuk Konsorsium Pengembangan Kapal Perang
- Menhan : Kita Hanya Bayar 20% Frigate Eks. Brunei Dari Inggris
- KRI Owa-354 Berhasil Tenggelamkan Kapal Dengan Rudal Yakhont
0 comments:
Post a Comment