Jakarta-Pengadaan kapal selam seharusnya lebih mengutamakan transfer teknologi. Pembelian produk baru tanpa ada kerja sama dengan industri pertahanan dalam negeri dinilai tak mengusung keinginan pemerintah merivitalisasi indistri pertahanan.
"Kita berusaha membangun industri pertahanan agar Indonesia bisa membuat kapal selam sendiri di waktu yang akan datang. Waktu yang di butuhkan untuk membuat kapal selam dengan sistem transfer teknologi diperkirakan akan selesai pada 2020" kata pengamat militer dari Centre for Security and Defences Studies, Koesnadi Kardi. saat di hubungi di jakarta, Minggu(2/1).
Menurut dia, waktu cukup lama, sembilan tahun, untuk melakukan transfer teknologi bukan masalah besar. yang penting di masa mendatang, Indonesia bisa membuat kapal selam sendiri."Pembelian produk tanpa memikirkan transfer teknologi baru di perlukan jika dalam keadaan mendesak seperti ancaman besar terhadap keamanan Indonesia. Jika tidak ada, hal itu tak di perlukan," katanya.
Koesnadi berharap, Kementrian Pertahanan (Kemhan) lebih mewaspadai ancaman yang sifatnya nontradisional, seperti terorisme, pembalakan liar, dan kejahatan berbasis dunia maya (cybercrime), "Kemhan harus sudah mulai merintis cyberwalfare atau semacam badan yang mengurusi kejahatan - kejahatan berbasis dunia maya,"katanya.
Kejahatan yang menimpa banyak bank yang di serang ahli - ahli virus, misalnya harus bisa di tanganioleh institusi pertahanan di Indonesia.
Pada kesempatan terpisah, Kemhan justru menargetkan Indonesia bisa menambah dua hingga tiga kapal selam pada 2014 mendatang. walaupun saat ini TNI AL sebagai pengguna belum memberikan spesifikasi khusus kapal selam yang dibutuhkan, Kemhan berharap tambahan kapal selam ini akan memperkuat pertahanan di laut, khususnya di daerah perbatasan.
Dengan tambahan dua hingga tiga kapal selam ini, Indonesia, pada 2014 akan memiliki maksimal lima kapal selam "Sebenarnya kapal selam yang di perlukan Indonesia minimal 12 buah," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Susilo seusai menghadiri penyerahan helikopter di Bogor.(Koran Jakarta/WDN)
Berita Terkait:
0 comments:
Post a Comment