
Bandung - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan, TNI Angkatan Udara tengah menjajaki pembelian Helikopter MK II EC 725 produksi Eurocopter, Prancis. ”Dalam tahun ini ada rencana pengadaan dari TNI Angkatan Udara untuk (pembelian) pesawat EC 725,” kata Budi Santoso selepas penyerahan perdana komponen tailboom atau bagian ekor dari helicopter kepada Eurocopter di Bandung, Rabu (9/3).
PT Dirgantara sendiri, lanjut Budi, diminta menjadi pemasok airframe, bagian rangka Helikopter MK II baik untuk tipe EC 225 versi sipil atau tipe EC 725 untuk jenis militernya. Hari ini, PT Dirgantara Indonesia menyerahkan tahap pertama pesanan Eurocopter itu, yakni 1 unit tailboom atau rangka ekor helikopter itu.
Budi mengatakan, soal jumlah dan berapa unit yang akan dipesan TNI AU itu belum ditentukan. Saat ini TNI AU menggunakan helikopter jenis Puma dan Super Puma, helikopter yang kemudian dikembangkan oleh Eurocopter dalam versi terbaru yakni MK II. ”TNI AU memang akan membeli helikopter yang sejenis dengan komptensi EC 725 ini,” katanya.
Eurocopter sendiri telah menjalin kerjasama dengan PT DI untuk perakitan helikopter sejak tahun 1978 untuk merakit helikopter jenis NSA-330 Puma, lalu tahun 1981 merakit airframe atau rangka helikopter NSA-332 Super Puma. Kerjasama itu berlanjut dengan ditekennya kerjasama tahun 2008 antara dua perusahaan itu.
PT DI mendapat pesanan Eurocopter untuk mengerjakan pembuatan komponen tailboom atau ekor pesawat, serta fuselag atau rangka badan helikopter MK II untuk tipe EC 225 dan EC 725. Dalam kontrak itu PT DI mendapat pesanan masing-masing 125 unit tailboom dan fuselage untuk dikerjakan selama 10 tahun sampai 15 tahun.
Helikopter MK II sendiri merupakan versi pengembangan dari Super Puma. Dibandingkan Super Puma, helikopter ini memiliki tubuh lebih bongsor, tenaga lebih besar dengan dukungan 2 mesin, serta bilah baling-baling lebih banyak – Super Puma hanya 4 bilah sementera MK II memiliki 5 bilah.
Budi mengatakan, saat kontrak diteken dulu pada 2008 lalu, belum ada rencana TNI AU untuk membeli helikopter jenis itu. ”Kita membuat kontrak ini adalah comercial biding dengan Eurocopter,” katanya.
Budi mengatakan, PT DI secara bertahap akan menjadi bagian dari ”rantai produksi” Eurocopter untuk memasok 93 persen komponen rangka helikopter itu, minus kaca kokpit saja. Untuk memasok itu, PT DI membangun satu fasilitas khusus untuk memproduksi rangka heli itu. ”Mereka mengharapkan semua (komponen airframe) itu dari kita, kalau kita mampu,” katanya.
Direktur Aerostructure PT DI Andi Ali-sjanbana mengatakan, dibutuhkan 1,5 tahun untuk menyiapkan fasilitas ’line production” khusus untuk membuat komponen rangka helikopter itu. Satu hanggar khusus dijadikan lokasi penyambungan sekitar 5.200 item potongan potongan kecil lembaran alumunium untuk membuat rangka ekor helikopter itu.
Andi mengatakan, pengiriman perdana ini untuk memastikan kontrak dengan Eurocopter itu berlangsung. ”Seperti kita lagi di tes, dan delivery berhasil berarti kita lulus tes untuk bisa memulai pembuatan 124 sisanya,” katanya.
Menurut Andi, tahun ini baru 6 unit tailboom yang dikirim. Secara bertahap kemampuan produksi akan dinaikkan, hingga setahun bisa menembus 15 unit tailboom atau 1 unit setiap 3 minggu. Tahun depan, dijadwalkan dimulainya pengiriman perdana komponen fuselage. ”Secara bertahap kita harus mempersiapkannya, supaya bisa melaksanakan produksi seefektif mungkin,” katanya.
Soal rencana pesanan helikopter itu, Presiden Direktur Eurocopter Indonesia Jean-Luc Alfonsi mengatakan, belum mengetahuuinya. ”There’s no order from Indonesian government,” katanya.
Kendati demikian, Alfonsi mengatakan, kerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia akan terus dilakukan mengingat kerja bareng dua perusahaan itu sudah berlangsung puluhan tahun. Katanya, tidak ada alasan untuk menghentikan kerjasama itu. (TEMPO/WDN)
Berita Terkait:
EROPA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Juli, TNI AD Akan Diperkuat IFV Marder Dari Jerman
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Belanda Akan Menjual Kapal Perang Kedua Ke Indonesia
- KSAD : 100 Tank Leopard Dari Jerman Akan Tiba Tahun Ini
- Menhan: Beli 114 tank Leopard, Indonesia dapat 50 tank
- Parlemen Jerman Setujui Penjualan 100 Tank Leopard Ke Indonesia
- Komisi I DPR-RI Kunjungi 6 Industri Pertahanan di Ukraina
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Indonesia Beli Teknologi Panser Dari Belarusia
- Menhan Sambut Baik Tawaran Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Wallenberg Family Swedia
- Indonesia - Jerman Sepakat Untuk Kerjasama 16 Latihan Perang Bersama
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Menlu Belanda Sempat Larang Penjualan Tank Leopard Ke Indonesia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- Indonesia Tertarik Tank Leopard Dan Kerjasama Perkapalan Spanyol
- Menhan Spanyol Kunjungi Indonesia Untuk Membahas MoU
- Indonesia Dan Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Industri Pertahanan
- Menimbang Penawaran Kapal Perang Belanda Dan Italia
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- Akhirnya Pemerintah Tandatangani Pengadaan Tank Leopard Dengan Rheinmetall
- Menhan: Tank Leopard akan ditangani TNI AD Selaku Penguna
- Leopard Revolution, Si Spesialis Perang Kota
- Akhirnya Dua Leopard Tiba
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
Helikopter
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Menhan : Kami Masih Negosiasi Harga Apache
- Kaltim Hibahkan Helikopter Bell 412EP Kepada Kemhan
- Menhan : TNI AD Ajukan 6 Triliun Untuk Pengadaan Helikopter Apache
- KSAD : Harga BBM naik, TNI AD tunda beli Helikopter Apache
- 2014, TNI AL Akan Kedatangan Helikopter AKS Secara Bertahap
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- Misi Damai PBB, TNI Bawa Helikopter Mi-17V5 ke Sudan
- Kemhan Kirim Tim Khusus untuk Pembelian Helikopter Apache
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Menhan Bantah Batal Beli Helikopter Apache
- Tubagus : Batal Beli Apache, Indonesia Beli Heli Buatan PTDI
- PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD Lebih Cepat Dari Jadwal
- KSAD Kecewa Dengan Hasil Negosiasi Apache
- Pengamat : Pengadaan Black Hawk Lebih Rasional
- KSAD : TNI AD Akan Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS
- Komisi I : Kami Berharap Kemhan Dan TNI AD Kaji Pembelian Apache
- Kemhan Lanjutkan Pembelian Helikopter Apache
- TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran
DI
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Kaltim Hibahkan Helikopter Bell 412EP Kepada Kemhan
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD Lebih Cepat Dari Jadwal
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- Tahun Depan PT DI Akan Memberikan Kejutan
- 2012, Penerimaan PT DI Mencapai Rp. 3.1 Triliun
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan TA-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
0 comments:
Post a Comment