Menurut Panglima TNI, perubahan dan pergeseran paradigma-paradigma tersebut mengakibatkan munculnya berbagai benturan serta konflik kepentingan yang disertai perubahan hakekat ancaman menjadi multi dimensial dan multi kompleks.
Hal tersebut menurut Panglima TNI juga memerlukan paradigma baru untuk menanganinya dimana pola penanganannya berbeda dengan pola-pola sebelumnya dan tidak bisa diselesaikan sendiri oleh TNI. Demikian, amanat Panglima TNI pada Upacara Bendera 17-an yang dibacakan Kepala Dinas Logistik, Kolonel Tek Hanafi di lapangan Dirgantara, Senin (18/7).
Dikatakan pula bahwa perubahan paradigma lama Dwi Fungsi TNI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan sosial politik telah berubah menjadi Dwi Misi yaitu kekuatan TNI untuk tugas perang dan tugas operasi selain perang.
Selanjutnya untuk menghindari pemalsuan dokumen seperti yang terjadi akhir-akhir ini akibat dari kemajuan teknologi yang semula diciptakan untuk mempermudah pekerjaan tetapi belakangan ini telah disalahgunakan untuk tujuan kejahatan. Dalam kaitan tersebut Panglima TNI menekankan agar para Kasatker senantiasa melakukan pengawasan melekat serta mewaspadai kemungkinan pemalsuan dokumen yang dapat merugikan Satker maupun institusi TNI.(TNI/WDN)
Berita Terkait:
0 comments:
Post a Comment