"Dari pengalaman masa lalu dan kondisi faktual saat ini, maka isu gender bukan merupakan alasan untuk menempatkan perempuan pada kelas yang berbeda," ujar KSAU, dalam sambutannya pada upacara HUT ke-48 Wara di Jakarta, Jumat (12/8).
Imam merefleksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah membuktikan, tidak sedikit perempuan Indonesia menyandang gelar pahlawan.
Kepahlawanan tersebut merupakan implementasi fondasi yang kuat, sekaligus inspirasi bagi pengabdian wanita Indonesia sampai sekarang. "Pemikiran inilah yang menjadi dasar untuk merekrut wanita Indonesia masuk dalam penugasan bidang militer," jelas KSAU.
Dia menjelaskan, TNI Angkatan Udara merekrut prajurit wanita mulai tahun 1963. Sejak saat itu, Wara tumbuh berkembang mengedepankan jati diri sebagai srikandi TNI AU berjiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
"Dalam kurun waktu 48 tahun pengabdiannya, Wara telah mengukir prestasi diberbagai bidang penugasan, baik di dalam maupun di luar negeri," ujar dia.
Bahkan beberapa tahun terakhir, dinyatakan KSAU, Wara dilibatkan dalam kontingen pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) PBB di beberapa daerah konflik. "Ini membanggakan sekaligus menepis anggapan ketidakmampuan perempuan dalam melaksanakan tugas-tugas operasi," jelas Imam.
Kualitas Pengabdian
Imam yakin Wara memiliki kemampuan yang sama dengan prajurit pria. Untuk itu, Wara punya semangat perubahan agar menjadi lebih baik. "Dilandasi semangat perubahan untuk menjadi lebih baik, Wara bertekad meningkatkan kualitas pengabdian dan profesionalisme menuju The First Class Air Force," ujar KSAU mengutip tema HUT ke-48 Wara.
Dia mengatakan, tema ini merupakan cita-cita dan semangat pengabdian prajurit Wara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu, TNI AU intensif mendorong dan mendukung perwujudan dan komitmen pengabdian itu.
"Wara merupakan bagian integral dari kekuatan yang dimiliki TNI AU sehingga Wara harus dapat menjalankan profesinya dengan profesional dan elegan agar dapat menjalankan tugas dengan maksimal sebagaimana prajurit pria lainnya. Sikap mental tersebut harus menjadi karakter WARA sebagai perwujudan dari upaya peningkatan kualitas prajurit Wara itu sendiri," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Kolonel (navigasi) Azman Yunus kepada Suara Karya menyatakan, TNI AU berupaya mendorong kesederajatan prestasi bagi prajurit TNI AU pria dan wanita. "Wara sudah ada yang menjadi pilot pesawat angkut dan penerbang helikopter. Sekarang ini juga ada Wara yang menjabat sebagai Kepala Dinas di TNI AU, ujar dia.
Namun demikian, ia mengakui, bahwa belum ada Wara yang menjadi penerbang tempur. "Penerbang tempur belum ada. Namun, dari beberapa bidang teknis, Polisi Militer, navigasi dan lain lain, Wara sudah mulai menunjukan eksistensinya," ujar dia.
Sementara itu, untuk perekrutan wanita masuk Akademi Angkatan Udara, Kadispenau mengakui, kriteria tersebut menjadi kewenangan Mabes TNI.(Suara Karya/WDN)
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan TA-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
0 comments:
Post a Comment