Kebanggaan ini diperlukan agar kita tidak terus terpuruk pada kondisi bahwa kita ini tidak berdaya. Seakan tidak ada karya-karya besar yang kita bisa pertunjukkan kepada dunia. Pengakuan itu kita perlukan untuk memacu pemuda-pemuda lain menghasilkan karya yang lebih besar lagi.
Kehadiran pesawat angkut CN-295 menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu menguasai teknologi tinggi. Pesawat CN-295 merupakan karya bersama putra-putra Indonesia dengan Airbus Military dan bisa diandalkan sebagai alat angkut militer.
Sejak lama sebenarnya kita mampu unjuk gigi dalam penguasaan teknologi dirgantara. Bersama Casa Spanyol, kita berhasil melahirkan pesawat CN-235. Bahkan kita sudah mempersiapkan pesawat tipe N-250. Hanya saja kita tidak pernah menghargai karya dari putra-putra Indonesia.
Kita lebih memilih membeli pesawat MA-60 buatan China daripada CN-235 untuk armada angkatan udara. Padahal pesawat CN-235 dibuat untuk kondisi Indonesia yang kepulauan dan lebih efektif untuk terbang serta mendarat di landasan pendek.
Demikian pula Tentara Nasional Indonesia tidak melihat CN-235 sebagai salah satu andalan untuk memperkuat armada Angkatan Udara. Padahal negara lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia, bahkan Korea Selatan mengakui keandalan pesawat buatan putra-putra Indonesia untuk angkatan bersenjata mereka.
Kita menghargai koreksi yang dilakukan pemerintah untuk pengadaan alat utama sistem persenjataannya. Presiden menegaskan bahwa CN-295 akan menjadi pesawat angkut andalan dari TNI.
Bangsa-bangsa lain membangun industri mereka melalui penghargaan bangsa sendiri atas karya putra-putra bangsa mereka sendiri. Korea Selatan bisa menembus sebagai kekuatan otomotif keempat di dunia, karena rakyat Korea mendukung industri mereka dengan menjadi pengguna utama produk-produk bangsanya sendiri.
Penghargaan yang diberikan oleh bangsa sendiri membuat pihak industri terpacu untuk terus memperbaiki kualitas mereka. Setiap kritikan yang disampaikan dijadikan pemacu untuk memperbaiki kualitas produk. Dengan itulah kemudian produk bangsa itu akan mampu bersaing di pasar internasional.
Apabila TNI menjadikan CN-295 menjadi andalan armada udara mereka, maka mereka yang bekerja di PT DI akan semakin bersemangat untuk menghasilkan produk lebih baru. Tidak usah heran apabila setelah pesawat angkut, mereka kemudian akan menghasilkan pula pesawat tempur.
Dengan kemampuan sendiri untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI, maka ketergantungan kita kepada bangsa lain akan bisa dikurangi. Kita tidak perlu lagi khawatir terhadap tekanan politik yang menggunakan embargo persenjataan sebagai ancaman.
Keinginan Presiden untuk menjadikan CN-295 sebagai produk ekspor ke negara kawasan bukanlah sesuatu yang muluk, apabila PT DI diberi kepercayaan untuk berkembang. Kita mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain.
Yang kita butuhkan hanyalah keberpihakan. Sepanjang pemerintah dan seluruh rakyat mendukung putra-putra Indonesia untuk berkarya, maka tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa kita hasilkan.
Selama ini keberpihakan itulah yang jarang didapatkan. Para peneliti kita misalnya, sama sekali tidak dihargai. Gaji mereka tidak beda dengan gaji guru sekolah dasar. Belum kita bicara dana riset dan pengembangan yang hanya 0,3 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Tidak usah heran apabila ahli-ahli kita lalu diambil oleh bangsa-bangsa lain. Malaysia dan Singapura begitu agresif untuk menarik anak-anak Indonesia yang pintar untuk bekerja bagi mereka. Bangsa Malaysia dan Singapura lebih pandai untuk menghargai tenaga-tenaga ahli.
Kita tidak perlu saling menyalahkan. Sekarang yang terpenting bagaimana lalu kita memberi kepercayaan kepada putra-putra bangsa untuk menghasilkan karya tertinggi. Berikanlah penghargaan kepada mereka yang berkarya, bukan kepada mereka yang hanya bisa merampok negara.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda kita jadikan momen untuk membangun kembali kebesaran bangsa ini. Kemampuan mereka yang bekerja di PT DI dengan pesawat CN-295-nya merupakan bukti bahwa kita adalah bangsa yang bisa menghasilkan karya besar.(MetroTV/WDN)
Berita Terkait:
Pesawat Angkut
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Australia Siap Kirim Pesawat Hercules Ke Indonesia
- Wamenhan : Menhan Vietnam Tertarik Dengan CN-295
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Indonesia Sepakat Membeli 5 Pesawat Hercules Eks. Australia
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Pesawat R80, The Next N-250 Buatan PT RAI
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- 2018, Habibie Akan Hadirkan Pesawat Penerus N-250
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
- Habibie Dan Mimpi Kembalinya Kejayaan Pesawat Indonesia
- PT DI : Kami Sedang Siapkan Lini Produksi CN-295
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
Industri Pertahanan
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
DI
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Kaltim Hibahkan Helikopter Bell 412EP Kepada Kemhan
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD Lebih Cepat Dari Jadwal
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- Tahun Depan PT DI Akan Memberikan Kejutan
- 2012, Penerimaan PT DI Mencapai Rp. 3.1 Triliun
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
0 comments:
Post a Comment