Radar yang terdiri dari perangkat sistem jaringan pengatur lalu lintas udara Jakarta Automated Air Traffic Control System (JAATS) akan dipasang di Bandara Soekarno-Hatta dan fungsinya menggantikan JAATS lama yang masih beroperasi.
Menteri Perhubungan, EE Mangindaan mengatakan, JAATS yang sekarang ini digunakan bandara paling sibuk di Indonesia itu usianya sudah cukup tua atau 15 tahun.
Padahal, Berdasarkan ketentuan International Civil Air Organization (ICAO), perangkat sistem Air Traffic Control (ATC) hanya bisa dioperasikan maksimal 10-15 tahun.
"Karenanya saya minta agar dilakukan penggantian perangkat radar segera dilakukan karena perangkat itu penting untuk keselamatan, kelancaran dan kenyamanan penerbangan," kata Mangindaan di Jakarta, Rabu (9/11/201).
Dengan JAATS baru, jelasnya, jangkauan radar akan semakin luas yaitu hingga di Papua, Australia dan Pulau Natuna. Padahal Indonesia masih memiliki radar di timur Indonesia yang di pasang di bandara Hasanuddin, Makassar.
Deputi Senior Manager PT Angkasa Pura II cabang Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Mulya Abdi mengatakan, sebenarnya sistem radar di wilayah barat telah dilakukan berlapis-lapis.
Selain JAATS, diback up dengan Jakarta Automatic Aircraft Control System (JASS), Emergency Jakarta Air Traffic System (e-JATS) dan sistem manual.
"Jadi sebenarnya untuk sistem radar di barat Indonesia sudah prima. Kami juga terus melakukan pembaruan dan modernisasi," jelasnya.
Saat melihat perangkat ATC yang dioperasikan Angkasa Pura (AP) II tersebut, Menhub langsung meminta agar perangkatnya segera diganti. Perangkat cadangan baru ini nantinya akan langsung menggantikan posisi perangkat JAATS yang ada sekarang.
Menurut Menhub, selama pengadaan JAATS yang baru untuk pengganti yang ada saat ini belum selesai, AP II sudah harus menyiapkan perangkat untuk back up atau cadangan. Perangkat cadangan JAATS ini harus sudah siap operasi paling lambat Desember tahun ini atau Januari 2012.
Penyiapan perangkat jaringan sistem radar yang baru itu, kata Mangindaan, harus diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Khusus di Bandara Soekarno-Hatta ini, masih dibutuhkan 100 personil ATC untuk menambah pelayanan.
Bagi Menhub posisi tenaga ATC itu sangat penting, dengan demikian AP-2 diminta agar memperhatikan kesejahteraanya. Tenaga ATC ini memiliki tanggung jawab pekerjaan yang tinggi dengan konsentrasi penuh demi keselamatan penerbangan.
"Kesejahteraan kepada tenaga ATC itu sangat perlu agar mereka benar-benar bisa kerja tanpa harus memikirkan masalah keuangan. Mereka ini beda, karena itu saya minta ini diperhatikan," kata Menhub.
Hasil peninjauan di lapangan, Menhub menyimpulkan, program yang sedang dijalankan AP II dan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub tentang pembangunan gedung dan jaringan radar baru di Soekarno-Hatta nantinya akan jauh lebih baik. "Jangkauannya tentu lebih luas dari yang ada saat ini," kata Menhub.(Yahoo/WDN)
Berita Terkait:
Radar
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Bakorkamla : Radar Keamanan Laut Belum Terintegrasi Penuh
- Lanud Abdul Saleh Dilengkapi Move Weather Radar Buatan Jerman
- Radar Mutakhir Memonitor di Ujung Timur Kalimantan
- Eks.KSAU : Kedaulatan Udara RI Masih Lemah
- KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar
- Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI
- Panglima TNI : Radar RI Sulit Deteksi Benda Dengan Terbang Rendah
- Pengamat : Indonesia Minimal Butuh 300 Radar
- China Tawarkan Radar Maritim ke Indonesia Senilai Rp. 1,5 Triliun
- Komisi I : Waspadai Bantuan Radar Dari AS
- Menhan : Radar Militer Dan Radar Sipil Saling Melengkapi
- TNI Segera Tempatkan Radar Baru di Manokwari Dan Morotai
- KSAU Resmikan Satuan Radar Timika
- Indonesia Menunjuk Israel Untuk Mengintegrasikan Airborne Early Warning Di Pesawat C-295
- Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Kebangkan Radar NASRI
- Kohanudnas Tambah Satuan Radar di Wilayah Timur Indonesia
- TNI AU Akan Bentuk Lima Skuadron Baru
- Kasau : TNI AU Targetkan Pasang 32 Radar Hingga 2024
- KSAU : TNI-AU Prioritaskan Pemantaun Udara Di Indonesia Timur
- KSAU Resmikan Satuan Radar Baru Di Saumlaki, Maluku
- AS Hibahkan Sistem Pertahanan Senilai US$57 Juta Kepada TNI AL
- Penemu Rada Mini Berkunjung Ke AUU
- Bandara Timika Belum Bisa Didarati Pesawat Sukhoi TNI AU
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
0 comments:
Post a Comment