Indonesia akan menentukan pemenang kapal selam untuk TNI AL pada akhir 2011. Korsel dan Jerman-Turki saat ini merupakan pesaing kuat untuk kontrak sebesar $ 1.1 Milyar. Pembelian tersebut merupakan untuk menambah dua kapal selam U-209/1300 buatan Jerman tahun 1981.
Beberapa kalangan berpendapat bahwa modernisasi angkatan laut Indonesia melampaui dari modernisasi biasa. Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan kebutuhan untuk pengadaaan kapal selam setidaknya membutuhkan enam sampai dua belas kapal selam untuk mencapai MEF tahun 2029. Namun hal ini masih diberdebatkan meskipun apakah kapal selam hanya untuk mendukung memodernisasi peperangan bawah laut?.
Pengadaan Yang Berbelit-Belit
Pengadaan kapal selam TNI AL sebenarnya sudah masuk agenda sejak tahun 2005, ketika itu memperkenalkan cetak biru "Green-Water-Navy". Namun, proses tendernya sering tertunda karena masalah keuangan.
Yang terakhir Rusia menawarkan kapal selam kelas Kilo dan Amur, tetapi keinginan tersebut ditunda karena Indonesia tidak mampu membayar uang muka sebesar 15%.
Proses tender ini dibuka kembali pada tahun lalu yang diikuti oleh Rusia, Perancis, Jerman, dan Korsel. Pada pertengahan 2011, Rusia dan Jerman gugur dalam tender, hanya menyisakan Korsel dan Prancis.
Banyak para analisis berspekulasi penyebab gugurnya kedua perserta tersebut, antara lain berpendapat Indonesia memilih kapal kapal selam yang berukuran kecil karena kapal selam Kilo/Amur tidak cocok untuk perairan dangkal, dan ada pendapat lain yang menyebutkan Rusia dan Jerman sangat terlambat mengajukan proposal mereka.
Secara umum, banyak orang percaya bahwa Indonesia sangat tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh Korsel yaitu mendapatkan 3 kapal selam dibandingkan dengan Perancis hanya mendapatkan dua kapal selam dengan anggaran yang sama.
Walaupun begitu, Jerman tak patah arang untuk menawarkan kapal selam U-209 nya dengan menggandeng Turki. Tetapi walaupun tawaran Turki cukup menjanjikan yaitu menyewakan satu kapal selamnya namum tidak membuat tertarik Indonesia karena hanya mendapatkan dua kapal selam.
Selain itu, Indonesia melakukan kerjasama lebih dari 30 tahun dengan Korsel mulai dari kapal patroli dan LPD sampai meretrofit kapal selam Cakranya. IHS Jane juga melaporkan bahwa Korsel akan mendapatkan 8 unit pesawat patroli maritim CN-235 dengan dibarter dua kapal selam Changbogo.
Sebuah berdebatan mulai muncul, apakah Indonesia akan menggunakan AIP, System yang memungkinkan kapal selam tersebut bisa menyelam lebih lama.
Tetapi dalam tawaran tersebut kapal selam changbogo buatan Korsel tidak menggunakan AIP System melainkan akan dilengkapi sonar disemua sisi, yang memungkinkan dapat mendeteksi dan lokasi sasaran, hal tersebut dilakukan karena masalah keuangan sehingga untuk saat ini tidak memungkinkan menggunakan AIP System, meskipun bukan tidak mungkin menggunakan AIP System bila kondisi keuangan membaik.
Hal tersebut disebabkan karena penggunaan kapal selam yang memiliki sistem AIP biaya perawatan dan operasional sangat mahal bagi TNI AL.
Namun, untuk pertama kalinya kapal selam Indonesia akan dipersenjatai dengan rudal anti kapal, yang diperkirakan menggunakan SM-39 Exocet tetapi untuk sementara ini masih mengandalkan torpedo buatan lokal seperti yang telah dilakukan kapal selam cakra.
Galangan kapal nasional PT. PAL juga ikut terlibat dalam skema transfer teknologi dalam kesapakatan pembuatan kapal selam tersebut. Dua diantaranya akan dibangun di galangan kapal Korsel, sedangkan kapal selam ketiga akan dibuat di PT PAL. Tetapi Indonesia tidak mungkin untuk menguasai teknologi kapal selam dalam waktu dekat, karena idealnya membutuhkan puluhan kapal selam dan pengalaman puluhan tahun.
Sejarah
Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari efektif dalam pengadaan alutsista TNI AL, terutama kapal selam mereka karena sebagian besar diperuntukan untuk melakukan pelatihan kru agar melek teknologi tinggi dan untuk operasi pengintaian dalam melakukan ancaman ke musuh. Kapal selam hanyalah sebuah tinta dilaut, dengan kemampuan kru yang baik dan menggunakan teknologi yang sederhana masih bisa menjadi ancaman yang ampuh buat kapal perang permukaan. Salah satu contoh yaitu tenggelamnya kapal perang korvet Cheon Korsel yang ditorpedo kapal selam mini milik Korsel.
Pada awal tahun 1960-an Indonesia telah mengoperasikan 12 kapal selam Whiskey dengan bantuan Uni Soviet kala itu. kapal selam tersebut digunakan dalam melawan Belanda di Papua Barat pada tahun 1961-1962, dan konfrontasi melawan Malaysia dan pasukan persemakmuran Inggris pada tahun 1963-1966. Namun kapal selam tersebut diembargo setelah ada pembekuan diplomatik oleh pihak Rusia pada pertengahan 1960an, dan secara bertahap Indonesia menggrounded kapal selamnya.
Setelah memulihnya hubungan dengan negara Barat memberikan kesempatan untuk meningkatkan alutsista Indonesia. Pada Tahun 1981, Indonesia membeli dua kapal selam kelas Cakra U-209/1300 buatan Jerman Barat, yang masih beroperasi sampai saat ini.
Ambisi Peningkatan Kapal selam
Perencanaan TNI AL Indonesia tampaknya belajar dari sejarah masa lalu. Indonesia akan melakukan latihan bersama dengan kapal selam AS, singapura, dan Korsel yang akan direncanakan pada awal 2012. Jelas, latihan ini digunakan Indonesia untuk mengikuti doktrin terkini serta melatih mengoperasional dalam peperangan kapal selam untuk mengantisipasi pengoperasikan kapal selam yang baru. Setidaknya Indonesia dapat menggambarkan keputusan tingkat tinggi dalam menyelesaikan konflik sengketa dan klaim batas wilayah Indonesia.
Ancaman dari China di laut Cina Selatan dan sengketa dengan Malaysia soal Ambalat di perairan Kaltim membantu mendorong modernisasi alutsista TNI AL kedepan. Indonesia baru-baru ini meningkatkan anggaran pertahanan untuk pengadaan alutsista sebesar 35% yaitu 64.4 Triliun ($ 7,5 Miliar) pada tahu 2012. Dengan anggaran ini, seharusnya Indonesia bisa lebih banyak membeli alusista untuk TNI AL.
Pembelian Kapal selam di kawasan ASEAN terus meningkat, pengadaan kapal selam Indonesia hanya bagian dari skema yang dijelaskan sebelumnya. IHS Jane memperkirakan bahwa pada tahun 2020, akan terjadi perlombaan pengadaan kapal selam di kawasaan ASEAN minimal akan memiliki 13 kapal selam, yaitu Thailand, Vietnam dan Filipina.
Hal ini bisa memicu terjadi perlombaan senjata untuk melakukan pengadaan alutsista anti kapal selam. Hal ini menjadi solusi terbaik dalam memburu kapal selam dengan kapal selam, sehingga peningkatan kapal selam Indonesia bisa dibenarkan.
(Eurasia Review/WDN/MIK)
Berita Terkait:
Industri Pertahanan
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
kapal selam
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya
- Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Patroli Perbatasan, Kapal Selam KRI Cakra Singgah di Sorong
- Pangkalan Kapal Selam Akan Selasai Akhir 2013
- Pabrik Kapal Selam Ditargetkan Selesai 2017
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
- PT PAL Akan Membangun Kapal Selam Sendiri
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Pangkalan Baru Kapal Selam di Palu Akan Beroperasi 2014
- Komisi I Ingin Melihat Perkembangan Realisasi Kapal Selam Dan KFX
- KSAL : Tim Pembangun Berangkat ke Korsel Januari 2013
- Wamenhan : Indonesia Berencanan Membuat 10 Kapal Selam
- 206 Orang PT PAL Terpilih Dalam Pembuatan Kapal Selam Di Korsel
- DSME Daewoo Seleksi Penerimaan Tim ToT Kapal Selam Dari PT PAL
- Awal 2013 Pangkalan Kapal Selam Di Palu Akan Beroperasi
- TNI AL Akan Meluncurkan Rudal Yakhont Di KRI Nanggala?
0 comments:
Post a Comment