Saat ini, jumlah prajurit TNI dinilai terlalu besar sehingga anggaran yang ada lebih banyak terserap untuk keperluan belanja pegawai ketimbang penguatan persenjataan. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menyatakan, saat ini lebih dari 50% anggaran untuk TNI dihabiskan untuk keperluan membayar gaji prajurit sehingga dana untuk pembangunan alat utama sistem senjata( alutsista) menjaditerbatas.
Padahal,semestinya anggaran untuk gaji lebih kecil ketimbang alokasi bagi alutsista sehingga kekuatan alutsista bisa meningkat. Beruntung, alokasi untuk TNI tiap tahunnya terus ditingkatkan.“Panglima TNI mengharapkan lebih kecil (anggaran untuk gaji dibandingkan alutsista). Di negaranegara lain juga begitu,” tegas Iskandar di Jakarta kemarin.
Karena itu, ujarnya, Panglima TNI memprogramkan untuk dilakukan pengurangan rekrutmen prajurit.Pertumbuhan jumlah prajurit yang direkrut tiap tahun, ujarnya, akan disamakan dengan prajurit yang pensiun pada tahun yang sama. Namun, hal ini tetap tidak mudah diterapkan karena TNI juga selalu mendapat prajurit baru lewat Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Udara (AAU),dan Akademi Angkatan Laut (AAL).
“Sekarang sedang dikaji untuk dicari titik temu antara berapa yang bisa direkrut tiap tahunnya (dengan yang pensiun). Mulai 2014 sudah akan dilakukan secara bertahap,” tandasnya. Zero growth prajurit ini dinilai memungkinkan untuk dijalankan pada tahun-tahun mendatang meskipun TNI juga sedang berencana mengembangkan satuan-satuan maupun divisi baru yang otomatis bakal membutuhkan prajurit.
Iskandar menerangkan, penambahan satuan maupun divisi bisa saja tanpa disertai penambahan personel baru karena untuk mengisi kebutuhan bisa diambilkan dari satuan maupun divisi yang telah ada. Apalagi, semakin canggih teknologi alutsista yang digunakan TNI ke depan, kebutuhan personel bisa ditekan menjadi lebih sedikit. Menurut dia,ke depan akan dikaji lagi tentang kebutuhan kekuatan personel di tiap satuan ataupun divisi.
“Misalnya, dalam satu Lantamal itu sekarang 2.000 personel, ke depan mungkin tidak kalau dikurangi menjadi 1.500 orang atau 1.200 orang saja,”paparnya. Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution mengatakan, pihaknya akan tetap berpegang pada kebijakan zero growth tersebut dalam mewujudkan rencana penambahan divisi baru.
Kebijakan ini diyakini tidak akan menghambat pembentukan divisi baru, tetapi sebaliknya justru akan membuat satuan yang ada menjadi lebih efektif dan efisien. Dia mengungkapkan, seiring perkembangan zaman, kebutuhan personel dalam sebuah organisasi pasti akan mengalami perubahan.“Dulu mungkin satu regu dilayani sekian orang,tapi mungkin sekarang dengan senjata yang makin canggih, orangnya berkurang tapi senjata lebih bagus,” tegasnya.
Bahkan, Nasution melihat penataan ini juga bisa dilakukan tidak hanya pada satuan tempur, tetapi juga pada bagian administrasi.“Saya yakin itu bisa karena sebetulnya saya melihat masih banyak yang masih bisa kita tertibkan di dalam satuan kita sendiri supaya tidak mubazir. Masa ke kantor cuma baca-baca koran saja,” katanya.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati sebelumnya menyatakan,TNI Angkatan Laut akan menerapkan kebijakan zero growth dalam rencana pembentukan satu armada besar baru. Para personel nantinya akan ditata ulang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Diketahui sebelumnya, pemerintah akan memperkuat pertahanan di wilayah timur Indonesia.
Perkuatan ini seiring dengan penambahan alutsista baru bagi TNI. Selain penguatan alutsista, beberapa satuan baru juga akan didirikan di wilayah timur Indonesia. Penguatan ini diberlakukan di semua matra TNI, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara. Seperti Angkatan Udara misalnya, akan dipusatkan sejumlah skuadron di wilayah timur ini.(SINDO/WDN)
Berita Terkait:
TNI
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
ALUTSISTA
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- DPR Setujui Anggaran Alutsista 14 Triliun Untuk TNI AD
0 comments:
Post a Comment