Pekerja membawa bom tipe P-100L yang baru diproduksi di industri pembuatan bom PT Sari Bahari di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (5/4). Industri itu memanfaatkan komponen dalam negeri.
Malang - Membuat persenjataan tidak hanya dilakukan badan usaha milik negara, sejumlah pengusaha kecil dapat berkarya dalam industri pertahanan (ordinance). Pabrik bom, perahu komando, perangkat amfibi untuk helikopter, dan rantai tank dapat diproduksi oleh sejumlah industri rumahan.
Industri rumahan semacam itu bisa dilihat di Malang, Jawa Timur, dan Bogor, serta Depok, Jawa Barat.
Saat berkunjung ke Malang, Jawa Timur (5-6/4), puluhan karyawan PT Sari Bahari sibuk membubut perkakas mesin, tabung las karbit, dan menyelesaikan tabung bom latih ukuran 100 kilogram. Itulah suasana bengkel yang semula memproduksi knalpot lalu berganti membuat bom latih dan bom ledak (live bomb) yang digunakan di pesawat tempur pengebom Sukhoi 27 dan Sukhoi 30 milik TNI AU.
Bom yang digunakan pesawat canggih buatan Rusia itu, dirakit di bengkel sederhana milik Ricky H Egam yang ada di Kota Malang. Proses pencetakan (forging), penekuk pelat untuk membentuk cone (ujung runcing pada live bomb) dan sirip bom, dibuat dengan teliti menggunakan perkakas mekanik yang dibuat sendiri oleh Ricky dan pengawas tekniknya, Ahmad Hadi dan Ho Widianto.
”Kami belajar membuat bom sewaktu menjadi rekanan PT Pindad selama beberapa tahun. Kandungan lokal bom kami lebih dari 75 persen,” ujar Ricky.
Industri itu dirintis sejak tahun 2005 dengan membuat bom latih yang diuji statis dan dinamis. Secara teknis, pengembangan bom tersebut dikerjakan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI Angkatan Udara.
Ricky memilih membuat bom karena memiliki pengalaman di bidang metalurgi, dan penasaran terhadap tidak adanya persenjataan lengkap yang dimiliki jet tempur Sukhoi saat baru tiba di Indonesia.
Setelah berhasil menguji coba bom latih di tahun 2007, pengembangan dilakukan lebih lanjut membuat bom hidup. Uji coba bom hidup berhasil dilakukan dalam pengeboman di Sangatta, Kalimantan Timur, akhir tahun 2010.
Bom yang dibuat Ricky diberi alur di bagian dalam sehingga saat terjadi ledakan, serpihan (shrapnel) terukur. Kawah (crater) yang ditimbulkan oleh bom ukuran 100 kilogram (250 lbs) itu memiliki radius hingga dua puluh meter dengan kedalaman empat meter. Kerusakan tersebut memadai untuk menghancurkan landasan udara musuh dalam sebuah operasi tempur.
Ricky juga mengembangkan bom latih ukuran 250 kilogram (500 lbs). Bom lainnya seperti ranjau laut turut dikembangkan bekerja sama dengan TNI AL.
Dia mengaku ada permintaan bom itu dari sejumlah negara asing. ”Namun kami menanti izin pemerintah,” ujar Ricky.
Rantai tank
Usaha rumahan serupa juga dirintis di Kampung Sidamukti, Depok Timur, Jawa Barat. Edy Suyanto, seorang mantan pekerja pabrik ban berhasil mengembangkan rantai tank untuk varian tank AMX buatan Perancis, BTR Rusia, dan ban tahan peluru untuk kendaraan angkut personel (Armored Personnel Carrier-APC) VAB Perancis hingga panser BMP Rusia.
”Saya pernah mempelajari rantai tank M-1 Abrams saat tugas belajar di Amerika Serikat tahun 1980-an. Saat itu, saya bekerja di pabrik ban investasi Amerika Serikat di Bogor. Pengetahuan yang didapat membuat saya bisa mengembangkan rantai tank,” kata Edy.
Pembuatan rantai tank semakin serius ditekuni setelah Indonesia diembargo oleh Inggris, terkait penggunaan tank Scorpion dalam penerapan Darurat Militer di Aceh Tahun 2003.
Kini, sebuah distributor suku cadang AMX yang berbasis di Belgia sudah meminta Edy untuk memasarkan rantai tank buatannya melalui mereka.
Tidak jauh dari Depok, di kawasan Kedung Halang Talang, Kota Bogor, sebuah toko perlengkapan olahraga luar ruang (outdoor) terlihat ramai dikunjungi pembeli. Anas Ridwan, pemilik Toko Boogey memeriksa produksi perahu karet di workshop yang terletak tidak jauh dari tokonya.
Sebuah Rigid Inflatable Boat (RIB) terlihat diletakan di luar workshop. RIB jenis Sea Raider itu adalah salah satu produksi industri rumahan yang pernah digunakan dalam operasi khusus TNI AL. ”Semula kami diminta merawat Sea Raider buatan Avon dari Inggris yang lazim digunakan pasukan elite Inggris seperti SAS dan SBS. Kami kembangkan sendiri-Sea Raider-dan ternyata berhasil. Kami membuat selusin Sea Raider yang digunakan TNI AL. Kecepatan Sea Raider bisa mencapai 30 knot. Kapal jenis ini pernah digunakan dalam operasi militer di Aceh,” ujar Anas.
Selain itu, Boogey membuat perahu karet Landing Craft Rubber (LCR), perahu karet komando yang dengan mesin khusus dapat mencapai kecepatan 100 kilometer per jam, rumah sakit lapangan yang dapat digelar dalam 10 menit, dan flotation gear (alat pendarat di air) yang digunakan helikopter Super Puma. Anas Ridwan yakin pengadaan alutsista di Indonesia bisa membuat negeri ini tidak bergantung pada produksi asing.(KOMPAS/WDN)
Berita Terkait:
Industri Pertahanan
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
ALUTSISTA
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- DPR Setujui Anggaran Alutsista 14 Triliun Untuk TNI AD
0 comments:
Post a Comment