
"Karena tidak ada satu pun pemerintahan yang mau memenuhi tuntutan para pembajak atau perompak. Begitu pesan Presiden," kata Mayor Jenderal Alfan Baharudin, Komandan Korps Marinir, dalam wawancara khususnya kepada Tempo, Jumat 13 Mei 2011 pekan lalu.
Aflan ditunjuk sebagai Komandan Satuan Tugas Khusus penanganan operasi pembebasan sandera. Satuan Tugas pembebasan diberi nama Merah Putih dengan nama operasi Duta Samudera.
April lalu, Alfan turut bersama Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan Komandan Gugus Tempur mendengar gagasan operasi pembebasan itu. Presiden Yudhoyono yang mengundang mereka dalam pembahasan operasi pembebasan yang digelar beberapa kali. Selama pembicaraan itu, Presiden sama sekali tak menyinggung soal pembayaran tuntutan para perompak Somalia.
Menurut Alfan, Presiden menyetujui rencana operasi militer yang disodorkan kepadanya. Tapi, Yudhoyono meminta beberapa kondisi sebelum operasi militer digelar. “Pertama, yakinkan keberhasilan mencapai 70 persen,” ujar Alfan.
Kondisi kedua adalah mengoptimalkan rencana operasi militer saat kapal Sinar Kudus sedang dalam kondisi berlayar di tengah laut atau sedang lego jangkar. “Optimalkan pada dua kondisi itu. Memang kalau Sinar Kudus sedang di tengah laut, berlayar, mau kita sergap,” tutur Alfan.
Ada tiga kali rapat mematangkan operasi pembebasan itu. Pertama di kediaman pribadi Presiden di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu malam, 27 Maret 2011, sebelas hari setelah kapal Sinar Kudus dibajak perompak Somalia. Empat hari sebelum dua kapal perang TNI AL jenis fregat diberangkatkan ke Somalia. Dua kapal perang itu, KRI Yos Sudarso dan KRI Halim Perdana Kusuma, mengangkut 185 orang pasukan elite gabungan dari Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Marinir TNI AL dan Kopassus TNI AD. Pasukan ini dipimpin Komandan Denjaka, Kolonel (Mar) Suhartono.
Rapat kedua adalah 16 April 2011 di Istana Cipanas. Selain Panglima TNI dan Komandan Korps Marinir, hadir pula Panglima Kostrad TNI AD Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo serta dua menteri: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
Pertemuan itu dilanjutkan dengan rapat ketiga di Istana Bogor, pada Senin malam, 18 April 2011. Rapat untuk mematangkan rencana operasi militer itu baru dimulai pukul 21.30 WIB. “Presiden memutuskan, menunjuk saya menjadi komandan satuan tugas,” kata Alfan. “Presiden sangat setuju dengan rencana operasi militer.”
Sejumlah opsi serangan militer telah dirancang dan disetujui Presiden. Namun, pemerintah memang menutup opsi itu rapat-rapat. "Menyangkut keselamatan saudara kita yang disandera dan keselamatan saudara kita yang mengemban tugas pembebasan kapal," kata Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, pertengahan April lalu.(TEMPO/WDN)
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
Africa
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Misi Damai PBB, TNI Bawa Helikopter Mi-17V5 ke Sudan
- Afsel Ingin Bekerjasama Dengan Indonesia Dibidang Industri Pertahanan
- TNI AU Sedang Menjajaki UAV Buatan Afsel
- TNI Mendapat Medali PBB Di Kongo
- Interview Dengan Kolonel Laut A. Taufiqoerrochman Dalam Pembebasan MV Sinar Kudus
- TNI AL Siapkan Dua Opsi Pengawalan Untuk Mengatasi Perompakan
- Menhan : Dana Penyelamatan Korban Perompak Somalia Sekitar Rp 50 Miliar
- Presiden Berikan Tiga Tugas Operasi Militer Somalia
- Panglima TNI : 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia
- Video : Liputan Khusus Pembebasan MV Sinar Kudus Dari Perompak Somalia
- Pemerintah Somalia Menyuruh TNI Untuk Invasi Daerah Perompak Somalia
- Militer China Serukan Serang Markas Perompak Somalia
- Kapal Penjemput TKI Dari Arab Saudi Pun Sempat Mau Dirompak
- Liputan Khusus : Geregetan Tak Kunjung Serang Bajak Somalia, Drum pun Jadi Sasaran
- Liputan Khusus : Inilah Strategi 'Psy War' TNI Hadapi Lanun Somalia
- Liputan Khusus : KRI Yos Sudarso, Kapal Penyelamat Sinar Kudus di Teluk Bayur
- Liputan Khusus : Penantian 40 Hari dan 7 Jam Operasi Sinar Kudus
- Liputan Khusus : Info Intelijen Tak Akurat, TNI Batal Serang Lanun
- Liputan Khusus : TNI Sempat Sasar Kampung Bajak Laut Somalia
- Liputan Khusus : Pemerintah Lamban Bebaskan Sinar Kudus?
- PT DI Serahkan CN 235 Ke Senegal
- TNI Sedang Menjajaki Penempatan Kapal Perang Di Perairan Somalia
- Indonesia Dan Singapura Koordinasi Dalam Pembebasan MT Gemini
0 comments:
Post a Comment