
Jakarta - Meski pemerintah mengklaim operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak Somalia terbilang sukses, tetap saja menyisakan tudingan. Pemerintah disebut lamban menangani operasi pembebasan itu. Benarkah begitu ?.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah tudingan itu. Saat bertemu sejumlah pemimpin redaksi di Jakarta, Rabu 11 Mei 2011 malam pekan lalu itu, Purnomo malah balik memaparkan "kisah" di balik layar, pembebasan itu. “ Kami sudah all out,” kata Purnomo di kantornya. “Jadi, tidak benar pemerintah lamban.”
Purnomo memaparkan, 10 hari setelah kapal dibajak, Mabes TNI telah mengirimkan pasukan khusus ke perairan Somalia. Dari Kopassus, Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat hingga Komando Pasukan Katak, Marinir dan Detasemen Jala Mengkara dari TNI Angkatan Laut.
Belum lagi Peleton Intai Tempur Kostrad. “Mereka sebagian berangkat dulu, sebagian diterbangkan langsung ke Kolombo, Sri Langka, sebelum ke perairan Somalia,” kata Purnomo. “Dua Fregat kita, KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso, juga bersiap di sana.”
Menurut Purnomo, pemerintah memiliki tiga opsi atau pilihan rencana dalam upaya membebaskan kapal MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia. Opsi pertama adalah negosiasi, kedua operasi militer, dan yang terakhir adalah opsi negosiasi dan operasi militer.
Ketiga opsi itu sudah diputuskan dalam rapat kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Setelah dikaji, akhirnya opsi ketiga dipilih untuk membebaskan Sinar Kudus,” kata Purnomo.
Sejumlah kendala menjadi pertimbangan dalam melakukan opsi. Pertama, seluruh keluarga awak kapal meminta pemerintah menjamin keselamatan mereka. “Di media, melalui Ikatan Nakhoda Niaga Seluruh Indonesia, mereka meminta orang tua dan keluarga diselamatkan,“ kata Purnomo. ”Ini permintaan utama yang dimintakan ke Presiden.”
Kendala lainnya, kapal tim pembebasan yang disebut Duta Samudra itu baru tiba di lokasi setelah menempuh 12 hari tak bisa langsung melakukan operasi militer. Ketika kapal tiba di Kolombo, Sinar Kudus sudah bergeser ke Somalia.
Apalagi, kondisinya Sinar Kudus sudah lego jangkar di perairan Somalia. Jaraknya tiga mil dari daratan yang dikenal sebagai Kampung Perompak. Di perairan itu, posisi Sinar Kudus dikepung kapal-kapal lain yang diduga isinya adalah lanun. “Kami harus memperhitungkan risiko. Jika kapal bersandar, risiko tinggi jika dilakukan operasi militer,” kata Purnomo.
Saat lego jangkar, kata Purnomo, setidaknya ada 10 kapal negara lain yang ada di situ. “Sekali lagi, banyak korban yang dipertimbangkan,” ujarnya.
Faktor lainnya kenapa opsi militer tidak ditempuh karena kapal Sinar Kudus tidak seperti kapal kargo Hanjin Tianjin. Kapal kargo milik Korea Selatan itu, menurut Purnomo, memiliki ruangan yang kedap suara. Jadi, ketika Korea menyelamatkan kapal itu dari serangan kelompok Perompak, awak kapal korea itu sudah mematikan mesin kapal dan menyaksikan kedatangan perompak.
“Mereka sudah masuk ruangan dan mematikan mesin kapal,” ujarnya. “Kapal Korea itu memiliki 72 kompartemen.”
Selain itu, faktor alam juga berpengaruh. Akhir Maret, ternyata tidak ada bulan di akhir Maret. Karena itu, kapal perang itu tidak bisa mendekat lebih dari 20 mil. “Jadi kalau malam ya seperti siang, terang benderang,” kata Purnomo. “Praktis, kondisinya tak memungkinkan melakukan serangan.”
Karena itu, menurut Purnomo, pasukan TNI seolah menunggu. “Kami menunggu saat tepat,” ujarnya. "Jadi, KRI kita membayangi para bajak laut dan Sinar Kudus.”
Repotnya, ternyata di sana sudah banyak calo. “Mereka sudah mengatur uangnya diserahkan ke mana. Jadi, ini tidak mudah.” Menurut Purnomo, pembajakan kapal di perairan Somalia ini telah menjadi "industri" besar sejak 2007. “Setidaknya lebih dari 70 kasus pembajakan oleh pembajak Somalia dan tren ini terus berlanjuit bahkan meningkat.”
Meski begitu, Purnomo memastikan pembebasan sandera Sinar Kudus kali ini adalah bagian prestasi sendiri. Selama ini, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tercapainya pembebasan di tahun 2010 adalah lebih dari 150 hari dan waktu tersingkat sekitar 60 hari. “Tidak ada satu negara pun yang bisa membebaskan kurang dari 150 hari. Kita bisa mengatakan prestasi yang baik berkat kerja sama hanya 46 hari," ujarnya.(TEMPO/WDN)
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
Africa
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Misi Damai PBB, TNI Bawa Helikopter Mi-17V5 ke Sudan
- Afsel Ingin Bekerjasama Dengan Indonesia Dibidang Industri Pertahanan
- TNI AU Sedang Menjajaki UAV Buatan Afsel
- TNI Mendapat Medali PBB Di Kongo
- Interview Dengan Kolonel Laut A. Taufiqoerrochman Dalam Pembebasan MV Sinar Kudus
- TNI AL Siapkan Dua Opsi Pengawalan Untuk Mengatasi Perompakan
- Menhan : Dana Penyelamatan Korban Perompak Somalia Sekitar Rp 50 Miliar
- Presiden Berikan Tiga Tugas Operasi Militer Somalia
- Panglima TNI : 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia
- Video : Liputan Khusus Pembebasan MV Sinar Kudus Dari Perompak Somalia
- Pemerintah Somalia Menyuruh TNI Untuk Invasi Daerah Perompak Somalia
- Militer China Serukan Serang Markas Perompak Somalia
- Kapal Penjemput TKI Dari Arab Saudi Pun Sempat Mau Dirompak
- Liputan Khusus : Geregetan Tak Kunjung Serang Bajak Somalia, Drum pun Jadi Sasaran
- Liputan Khusus : Inilah Strategi 'Psy War' TNI Hadapi Lanun Somalia
- Liputan Khusus : KRI Yos Sudarso, Kapal Penyelamat Sinar Kudus di Teluk Bayur
- Liputan Khusus : Penantian 40 Hari dan 7 Jam Operasi Sinar Kudus
- Liputan Khusus : Info Intelijen Tak Akurat, TNI Batal Serang Lanun
- Liputan Khusus : TNI Sempat Sasar Kampung Bajak Laut Somalia
- Liputan Khusus : Operasi Sinar Kudus itu Dicek Langsung Presiden
- PT DI Serahkan CN 235 Ke Senegal
- TNI Sedang Menjajaki Penempatan Kapal Perang Di Perairan Somalia
- Indonesia Dan Singapura Koordinasi Dalam Pembebasan MT Gemini
0 comments:
Post a Comment