
Jakarta (WDN/MIK) - Pencapaian Indonesia terhadap percaturan politik masih harus diimbangi dengan peningkatan yang sesuai pada kekuatan strategis. Indonesia telah membuat harapan yang jelas dalma perubahan ini, tapi apakah itu memiliki kemauan politik untuk mendanai transformasi militer masih harus dilihat.
Untuk membangkitlkan angkatan bersenjata negara tersebut, TNI harus menjadi militer yang efektif dengan standar regional akan melibatkan investasi mahal di angkatan angkatan laut dan udara, serta berlakunya reformasi yang berani, sejauh ini ditutup-tutupi oleh pemerintah, untuk mengurangi dwi fungsi TNI, TNI harus melepaskan sumber pendapatan mereka off-budget. Pengadaan telah mendapat perhatian jauh lebih besar daripada reformasi, meskipun keduanya diperlukan.
Dengan tumbuh kesadaran publik tentang catatan insiden angkatan udara telah membantu mendorong pengadaan pesawat tempur menjadi agenda nasional. Pada bulan Februari, AS setelah direhabilitasi Indonesia sebagai mitra pertahanan, pihak AS setuju untuk menjual 24 F-16A/Bs kepada Indonesia untuk melengkapi 10 pesawat tempur Sukhoi (Su-27s dan Su-30) yang sudah dimiliki TNI AU. Pengumuman pada bulan April pembelian 16 T-50 pesawat pelatih buatan KAI dari Korea Selatan sebesar $400 dollar, menjelang akhir tahun 2010 Indonesia telah melakukan pengadaan delapan EMB-341 Super Tucano trainer / pesawat serang ringan (dengan tahap kedua dengan akan ada tambahab delapan unit), hal ini akan membantu TNI untuk mewujudkan potensi armada tempurnya.
Untuk membangun kekuatan angkatan udara di Indonesia maka dicanakan lah "minimum essential force", ujar KSAU Marsekal Imam Sufaat. selain itu menteri pertahanan Purnomo Yusgiantoro ingin memperkuat armadanya yaitu dengan pengadaan 180 pesawat tempur sukhoi. Pada bulan April seorang pejabat senior TNI AU mengatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan armadanya dengan 10 skuadron pesawat tempur modern pada tahun 2025 termasuk didalamnya (T-50 GE dan Super Tucano). Indonesia juga keinginan nya membeli 24 pesawat tempur Eurofighter Typhoon dari pemerintah Inggris. Hal ini merupakan akan sinyal keseriusan Indonesia untuk mencapai target dan menandai langkah perubahan dalam cakrawala TNI AU, meskipun Malaysia akan menambah satu lagi pesawat tempur. "Purnomo benar-benar berbicara tentang aspirasi, akan ada kesenjangan yang besar antara kebutuhan yang diinginkan dan apa yang realistis yang akan dicapai Indonesa," ujar Anwar, mantan asisten menteri luar negeri dan sekarang bekerja di LIPI. "Pada tingkat pengadaan yang nyata, pemerintah masih fokus dalam meningkatkan untuk mencapai kekuatan minimum."
Dalam kasus apapun, pengadaan pesawat tempur mungkin akan dibatasi oleh kebutuhan mendesak untuk memperbarui kemampuan pesawat transport TNI AU. Pada bulan Januari TNI mengumumkan akan modernisasi lima C-130B sebesar $64 juta dollar dan melanjutkan pengadaan tambahan C-130 dari Amerika Serikat.
Target Angkatan udara akan tercapai apabila pemerintah yang akan datang melanjutkan program-program dalam meningkatkan industri pertahanan pertahanan. Perekonomian Indonesia telah tumbuh dengan secara luar biasa yaitu sekitar 6 persen per tahun dan Indonesia telah meningkatkan anggaran pertahanan 2011 mencapai $6.5 miliar dollar. Namun, anggaran pertahanan belum menembus 1 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, meski ada jaminan dari presiden untuk menaikkan anggaran diatas 1,5 persen pada tahun 2014. Perkiraan anggaran pertahanan 2014 sekitar $8.8 miliar dollar yaitu di kisaran 1,2 per persen.
Seperti cita-cita TNI AU untuk menambah armada pesawat tempur sebanyak 180 unit, TNI AL juga berambisi untuk menambah 40 kapal selam seperti yang dijelaskan pada 2010 oleh wakil kepala angkatan laut yang sangat tidak masuk akal. Perlu diakui bahwa negara kepulauan seperti Indonesia membutuhkan Angkatan Laut yang efektif. Anggaran TNI AL merupakan prioritas tertinggi dari TNI AU dan TNI AD, menurut Anwar bagaimanapun anggaran TNI AL akan terserap dalam pengadaan kapal perang. Perintahan juga melakukan tender dua kapal selam (Rusia atau Korea Selatan) yang diharapkan selesai pada tahun 2011. TNI AL mempersiapkan untuk memodernisai kapal perang yang sudah menua, dengan cara menambah armada empat korvet Diponegoro class baru dengan pengadaan sampai dengan 20 frigat, serta 30 sampai 40 korvet dan kapal patroli cepat. Perusahaan Indonesia PT Pal dan mitra dari Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding diharapkan untuk memulai pembangunan fregat baru pertama pada tahun 2011, tetapi tidak jelas apakah mereka mampu untuk memenuhi persyaratan dari TNI AL untuk pengadaan 20 kapal perang.
Kebutuhan mendesak Indonesia untuk meremajakan kemampuan patroli lepas pantai belum berhasil untuk menjaga luasnya laut di Indonesia. Namun, pembangunan nasional untuk armada baru kapal patroli Lürssen PB-57 akan terus dinegosiasikan dengan Italia tentang pembangunan kapal patroli cepat diharapkan untuk menyimpulkan pada tahun 2011. Ini semua menunjukkan kemajuan, tetapi TNI kebutuhan 300 kapal permukaan baru, Anwar berpendapat, dengan jumlah segitu TNI AL akan bisa memantau dan mengendalikan perairan teritorial Indonesia secara efektif.
Meskipun Indonesia telah meremajakan kemampuan patroli lepas pantai tetapi hal tersebut belum mencukupi Meskipun sudah ada pengadaan untuk TNI AL dan TNI AU. TNI AD juga akan melakukan pengadaan 12 helikopter Mi-35m dan Mi-17 yang dipesan dari Rusia pada tahun 2003 kini telah diserahkan dan PT Dirgantara Indonesia telah menyelesaikan kontrak sebesar $250 juta dollar kesepakatan lisensi untuk memproduksi 20 helikopter 412EP helikopter Bell.
Pemerintah berencana untuk membangun industri pertahanan modern untuk itu Indonesia mengeluarkan dana kebijakan offset yang diharapkan mulai berlaku pada tahun 2011 (ini akan membutuhkan 30-40 persen dari pekerjaan dikontrak untuk dilakukan di dalam negeri). Kemitraan industri yang dilakukan oleh Indonesai dan Korsel perkembangan pesat dalam pengembangan industri pertahanan, hal ini akan membuat atau menghancurkan aspirasi. Namun, tekad untuk membiayai modernisasi TNI adalah yang paling penting dari semua. Ketika akhirnya anggaran pertahanan 1,5 persen dari GDP, akan menghabiskan banyak waktu untuk mewujudkan ambisi Indonesia yang sangat serius.(Jane’s/Arafiki/WDN/MIK)
Berita Terkait:
ALUTSISTA
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- DPR Setujui Anggaran Alutsista 14 Triliun Untuk TNI AD
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
Industri Pertahanan
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
TNI
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
0 comments:
Post a Comment