
Singapura (WDN/MIK) - Indonesia baru-baru ini menguji coba rudal yakhont oleh angkatan lautnya, hal ini menandai babak baru dalam kemampuan angkatan laut di Asia Tenggara. Rudal yakhont berpotensi mengubah persaingan di kawasan tersebut.
Pada 20 april 2011, TNI AL melakukan uji coba rudal yakhont buatan Rusia oleh KRI Oswald Siahaan di samudra Hindia. Menurut TNI AL, rudal tersebut menempuh jarak 250 Km hanya membutuhkan waktu 6 menit untuk mencapai target. Peluncuran ini menandai kemampuan signifikan dalam persaingan angkatan laut di Asia Tenggara.
Sebuah Kesetidak seimbangan senjata angkatan laut?
Menurut David Mussington dan John Sislin dalam sebuah laporan Review Intelijen Jane pada tahun 1995, senjata yang dapat dianggap mengganggu stabilitas di kawasan yaitu memiliki semua atau beberapa dari enam karakteristik berikut:
1. Mengakibatkan persaingan terlalu dini.
2. Memberikan suatu negara 'terobosan dalam kemampuan militernya'
3. Menyebabkan memperluas jangkauan target.
4. Tindakan pencegahan yang efektif tanpa melakukan izin kedua negara.
5. Memberikan efek penggetar mengenai persiapan militer.
6. Menciptakan permusuhan.
Berdasarkan beberapa kriteria, rudal Yakhont bisa dianggap sebagai ketidak seimbangan persaingan persenjataan di kawasan.
Pertama, Yakhont bisa meluncur di ketinggian 5-15 meter di atas permukaan laut. Memiliki kemampuan 2,5 kali kecepatan suara sehingga mengurangi waktu peringatan untuk kapal yang terkena target, terutama kapal perang yang belum dilengkapi untuk peringatan dini. Memang benar bahwa angkatan laut Asia Tenggara semakin lebih baik dilengkapi dengan sensor modern untuk memberikan peringatan dini dari peluncuran rudal yang akan datang dan untuk melacak rudal subsonik diatas permukaaan laut. Namun profil penerbangan Yakhont itu unik karena memiliki kemampuan mendeteksi sensor yang lebih canggih untuk melakukan target kapal perang musuh.
Kedua, meskipun Vietnam telah menggunakan Yakhont di angkatan lautnya, yaitu varian 'Bastion' untuk pertahanan pantai yang digunakan untuk mempertahanankan diri.
Namun, ketika dipasang pada sebuah kapal perang yang pada dasarnya adalah sebuah platform yang sangat mobile, menyebabkan Yakhont itu dapat diluncurkan diluar daerah pertahanan pantai suatu negara.
Sebelum yakhont dilahirkan, rudal anti kapal seperti Exocet buatan Barat dan Harpoon serta Styx buatan Rusia. Rudal-rudal tersebut sudah dipasang di kapal kapal perang Asia Tenggara yang memiliki jangkauan 200 Km.
Sebaliknya, Yakhont memiliki jangkauan maksimum 300 kilometer ketika diluncurkan dengan kecepatan tinggi, dan kecepatan maksimum 2,5 Mach.
Negara-negara diluar Asia Tenggara seperti di Pasifik Barat negara yang memiliki kemampuan setara yaitu Cina dengan kapal perang yang memiliki rudal Sunburn, dan Taiwan yang baru-baru ini telah memasang rudal Hsiung Feng III di atas kapal kapal perang tersebut.
Ketiga, kemampuan rudal Yakhont juga tidak mungkin dilakukan tindakan pencegahan yang efektif bagi sebagian besar angkatan laut Asia Tenggara. Hanya angkatan laut Malaysia, Singapura dan Thailand memiliki kapal berkemampuan rudal anti-rudal modern (AMM). Malaysia memiliki dua frigat bersenjata dengan AMM Seawolf dan empat korvet dengan Aspide, sedangkan Singapura memiliki enam frigat bersenjata dengan AMM Aster dan enam korvet dengan-Barak 1. Thailand memiliki dua frigat dilengkapi dengan sistem Sea Sparrow dan dua korvet dengan Aspide.
Tetapi dengan Rudal Yakhont merupakan mimpi buruk bagi angkatan laut di Asia Tenggara, karena kapal perang mereka hanya dilengkapi dengan rudal groud to air yang hanya efektif untuk target yang bergerak lambat sehingga sulit mencegah rudal tersebut.
Berikutnya persaingan apa yang terjadi di Asia Tenggara?
Selain masuknya rudal yakhont dalam arsenal senjata TNI AL, di kawasan Asia Tenggara terjadi persaingan pengadaan kapal selam yaitu Malaysia dengan kapal selam Scorpene dan Singapura dengan kapal selam Vastergotland yang memiliki kemampuan AIP. Hal ini memicu persaingan kapal selam di kawasan Asia Tenggara.
Rudal Yakhont TNI AL yang miliki kemampuan lebih unggul atas rudal anti-kapal di kapal perang di kawasan Asia Tenggara.
Sehingga rudal yakhont juga ditunjukan untuk mempertahankan wilayah-wilayah yang masih disengketakan antara Indonesia dan Malaysia.
Dengan adanya rudal yakhont bisa menyebabkan reaksi dari angkatan laut di Asia tenggara untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, terutama bagi angkatan laut negara-negara yang pulih dari krisis yang memicu untuk melakukan program modernisasi angkatan laut mereka, dengan alasan untuk menyetarakan kemampuan alutsista dengan Indonesia. Di pasar senjata internasional, senjata-senjata tersebut relatif mudah ditemukan karena rudal-rudal anti kapal banyak dijual oleh Rusia dan India yaitu Sunburn dan Brahmos. Sebelumnya India juga menawarkan Brahmos ke Indonesia tetapi Indonesia menolak tawaran tersebut karena lebih memilih Yakhont buatan Rusia.
Kemudian reaksi kedua yaitu melakukan peningkatan kemampuan pencegahan dengan cara melakukan pengadaan Barak, Seawolf dan sistem Aster AMM untuk menetralisir ancaman rudal yakhont yang dimiliki Indonesia walaupun bersifat untuk mempertahankan diri.
Kemudian reaksi ketiga dengan kapal perang yang dilengkapi dengan sistem AMM anti kapal sehingga bisa mengurangi ancaman dari rudal tersebut.
Mengurangi ketegangan dari "Efek Yakhont"
Apapun bentuknya, reaksi ketegangan yang dilakukan rudal Yakhont akan meningkatkan persaingan senjata dalam kawasan regional khususnya angkatan laut. Rudal Yakhont berpotensi mengganggu keseimbangan angkatan laut di Asia tenggara, meskipun Indonesia nyatakan bahwa rudal tersebut hanya dipasang sebatas kapal perang kelas frigat milik TNI AL.
Wilayah ini mungkin memerlukan kepercayaan antar lembaga-lembaga angkatan laut di ASEAN untuk membangun mekanisme untuk mencegah atau mengurangi persaingan senjata yang dilakukan angkatan laut ASEAN. Tapi mungkin sudah saatnya negara-negara di ASEAN untuk mengontrol angkatan laut mereka yang bertujuan untuk meningkatkan transparasi dan membantu untuk memastikan bahwa pengadaaan alutsista angkatan laut di ASEAN tidak lepas kendali.(EurasiaReview/WDN/MIK)
Berita Terkait:
ALUTSISTA
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- DPR Setujui Anggaran Alutsista 14 Triliun Untuk TNI AD
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
ASEAN
- Wamenhan : Menhan Vietnam Tertarik Dengan CN-295
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Laos dan Philipina Jalin Kerjasama di Bidang Industri Pertahanan dan Patroli Bersama Dengan Indonesia
- Konflik LCS, Penyebab ASEAN Memperbarui Kekuatan Alutsista
- AS Berharap Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
- Pengamat : Pasar Alutsista Di Asia Sangat Menggiurkan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- Menhan : Asean Harus Bisa Damaikan Konflik Laut China Selatan
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- SBY: Modernisasi Alutsista Butuh Kepercayaan Antarnegara Tetangga
- Indonesia Turut Serta Dalam Perlombaan Modernisasi Alutsista Asean
- Pengamat : Internasionalisasi Ancaman dan Kesiapan Pertahanan
- Menkopolhukam : ASEAN Akan Kembangkan Industri Pertahanan Bersama
- TNI AU Sediakan Pesawat Hercules Gratis Bagi Mahasiswa Indonesia di Thailand
- 4 Pesawat Tempur F-16 dan 3 Kapal Perang Amankan KTT ASEAN
- Tentara Vietnam, Kamboja & Laos Naksir Senjata Buatan Pindad
- Pengamat : Indonesia Harus Aktif Dalam Kaloborasi Industri Pertahanan Se-ASEAN
- English News : India, Vietnam And Indonesia Potential Market Stealth Destroyer Russian
- Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'
- Tiga Kapal Perang TNI AL Akan Amankan KTT ASEAN
- F-16 Akan Kawal Pesawat Kepala Negara KTT ASEAN
- Indonesia dan Thailand Pererat Kerjasama Pertahanan
- English News : Philippines, Indonesia Take U.S. F-16 Decision in Stride
- Indonesia Dan Thailand Waspadai Ketegangan Di Laut China Selatan
- Panglima TNI Terima Bintang Jasa Dari Kamboja
Kapal Perang
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Belanda Akan Menjual Kapal Perang Kedua Ke Indonesia
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- PT PAL Akan Membangun Kapal Selam Sendiri
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
- Kemhan Kembali Kirim Tim Negosiasi Kapal Perang Ke Inggris
- Indonesia Meminta Rudal Kapal Perang Dari Inggris Diupgrade
- Indonesia - Inggris Bahas Tindaklanjut Pembelian Kapal Perang
- Menimbang Penawaran Kapal Perang Belanda Dan Italia
- Wamenhan Keluhkan Pengerjaan Kapal Perang Molor Karena Salah Perhitungan
- Kemhan Kirim 250 Teknisi Dalam Proyek PKR Di Belanda
- Awal 2013, KRI Klewang Kedua Akan Dibuat
- Betapa Uzurnya Kapal Perang TNI AL
- Armabar Kerahkan Depan KRI Untuk Menjaga Selat Malaka Dan Natuna
- PT PAL Akan Mulai Pembuatan PKR Awal Tahun Depan
- Komisi I : Ke Depan Kami Menginginkan Transfer Teknologi Kapal Perang Dengan Inggris
- Industri Pertahanan Nasional Bentuk Konsorsium Pengembangan Kapal Perang
- Menhan : Kita Hanya Bayar 20% Frigate Eks. Brunei Dari Inggris
- KRI Owa-354 Berhasil Tenggelamkan Kapal Dengan Rudal Yakhont
Rudal
- TNI AD Berencana Membeli Rudal Javelin
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Korsel Rilis Bom Korean GPS Guided Bomb Untuk KFX Kepada Publik
- Komisi I : Rudal C-705 Akan Dikembangkan Di Indonesia
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Menhan Berharap Keberhasilan Alih Teknologi Rudal, Awal Kemandirian Alutsista
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia
- KSAL Puas Dengan Hasil Tes Rudal Strategis Milik TNI AL
- KRI Owa-354 Berhasil Tenggelamkan Kapal Dengan Rudal Yakhont
- TNI AL Akan Ujicoba Senjata Strategis
- Connie : Pesawat Jet Tempur Tanpa Rudal Jarak Jauh Tak Ada Gunanya
- AS Jual Rudal F-16 Kepada Indonesia Sebesar $ 25 Juta Dollar
- Dispen TNI AU : Kami Belum Tahu Kemhan Beli Misil Cina
- Kemhan : Tanggal 30 Agustus, China Memberikan Proposal Teknis C-705
- Komisi I : Indonesia Dan China Akan Bangun Industri Rudal
- Pengamat : Kerjasama Pertahanan Indonesia Dan China Sangat Strategis
- Menuju Kemandirian Indonesia Dalam Membuat Rudal
- Dandepohar Buka Pendidikan Pelatihan Teknisi Rudal QW-3
- PM Cameron Tawarkan Rudal Starstreak Kepada TNI
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Menhan : C-705 Nantinya Akan Dipasang Sepajang Perbatasan NKRI
- DPR Setuju Indonesia Bangun Pabrik Peluru Kendali
0 comments:
Post a Comment