“Ke depan TNI juga harus diwajidkan untuk prioritas membeli alutsista dari produk BUMN strategis dalam negeri sehingga akan terjadi simbiosis mutualisme antara TNI dan BUMN strategis,” kata Syahfan di gedung DPR, Selasa (19/7).
Menurut Syahfan, pengembangan alutsista dari dalam negeri juga diharapkan TNI mendapatkan alutsista sesuai yang diharapkan secara cepat dan lebih murah. Di sisi lain, BUMN strategis juga dapat survive. Bahkan memungkinkan untuk mengembangkan produknya dengan kemampuan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi yang semakin berkualitas. Hal ini sejalan dengan program restrukturisasi BUMN-BUMN tersebut yang sekarang sedang collapse.
Ia menjelaskan, rapat Badan Anggaran DPR dengan Menteri Keuangan di Kopo, Bogor, 17 Juli 2011 dengan agenda pembahasan APBN-P 2011, ditekankan pula perlunya diwajibkan kepada TNI untuk melakukan belanja Alutsista pada BUMN yang merupakan industri strategis dalam negeri.
Menurutnya, Badan Anggaran DPR telah memutuskan untuk memberikan anggaran pada PT. PAL dan PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) dan beberapa BUMN lainnya dalam bentuk realokasi hutang-hutangnya menjadi Penyertaan Modal Negara (PNM). Juga memberikan bantuan berupa fresh money khususnya kepada PTDI dan PT PAL. “Saya menyambut baik, ini wujud keberpihakan pada pengembangan BUMN strategis kita,” katanya.
Politisi dari PKS ini menambahkan, restrukturisasi harus disinergikan dengan TNI selaku konsumen utama produk BUMN strategis. TNI juga harus memberikan order ke mereka agar keberlangsungan hidupnya dapat dilanjutkan.
Syahfan juga mengingat direksi BUMN untuk memanfaatkan modal pemerintah dengan sebaik-baiknya bagi pengembangan industri strategis bangsa. Karena ini menjadi momentum penting bagi pengembangan BUMN industri strategis kita.
“Manfaatkan secara benar untuk kemandirian bangsa. Jangan menyia-nyiapkan kepercayaan yang sudah diberikan,” katanya.
“Jangan sampai BUMN Strategis kita malah hidup segan mati tak mau, karena TNI lebih memilih impor daripada memesan ke dalam negeri. Padahal dari segi kemampuan, BUMN Strategis kita tidak kalah dibandingkan impor,” katanya.
Sebenarnya, kata Syahfan, BUMN seperti produk dari PT Krakatau Steel, PT PAL dan PTDI cukup sering dipesan oleh luar negeri. Ini menunjukkan kualitas produk BUMN kita cukup baik dan bisa bersaing di pasar international.(JURNAS/WDN)
Berita Terkait:
0 comments:
Post a Comment