Kedua pejabat tersebut mengatakan, ketiadaan dukungan dan konsensus dunia internasional menjadi penghalang utama aksi militer semacam di Libya. Namun, di luar itu, negara- negara yang sudah berperang di Libya itu pun memang tak ingin berperang lagi.
”Bahkan, kalaupun kami berniat, kemungkinan (memperoleh mandat PBB untuk aksi militer) hampir tidak ada. Sementara, kami memang tak berniat (melancarkan aksi militer),” tandas Hague, seperti dikutip Agence France Presse.
Alasan sebenarnya sudah jelas, Eropa tak lagi punya uang untuk membiayai operasi militer besar-besaran. Krisis ekonomi yang melanda Eropa dan AS membuat para polisi dunia itu tak lagi sempat berpikir untuk mengobarkan perang baru di belahan dunia lain.
Menurut Renaud Bellais, manajer senior studi ekonomi di konsorsium industri pertahanan Eropa, EADS, tanpa dukungan AS, negara-negara Eropa sebenarnya sudah tak mampu menjalankan operasi di Libya saat ini.
”Jumlah rudal AS yang ditembakkan dalam satu minggu (pada operasi di Libya) sama dengan jumlah rudal yang ditembakkan Perancis dalam satu tahun. Eropa memiliki cadangan militer yang sangat lemah,” ujar Bellais, seperti dikutip majalah Jane’s Defence Weekly (JDW) edisi 29 Juni lalu.
Sektor pertahanan menjadi sektor belanja pemerintah yang pertama kali disunat dalam berbagai langkah penghematan di seluruh Eropa.
Masih menurut JDW, sebuah studi yang dilakukan Parlemen Eropa baru-baru ini menyebutkan, berbagai langkah penghematan sektor pertahanan di Eropa saat ini terlalu fokus pada tujuan jangka pendek tanpa pandangan jangka panjang dan koordinasi peningkatan kemampuan pertahanan bersama di Eropa.
Christian Mölling, peneliti dari Institut Keamanan dan Hubungan Internasional Jerman yang mendapat tugas dari Parlemen Eropa untuk menyusun studi ini, mengatakan, negara-negara anggota Uni Eropa saat ini tak mau mengakui bahwa kemampuan militer mereka saat ini sedang berubah menjadi angkatan bersenjata ”bonsai”, kecil, dan hanya sedap dipandang dari luar saja.(KOMPAS/WDN)
Berita Terkait:
TIMTENG
- Harga Kemahalan, Sritex Batal 'Dandani' Tentara Irak
- Irak Berminat Pesan 500 Panser Buatan PT Pindad
- PBB Perluas Wilayah Operasi Indobatt TNI
- Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia
- Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad
- Jubir Kemhan : 5 Oktober, Degelasi Irak Akan Kunjungi Industri Pertahanan Indonesia
- Dirut Pindad : Irak Akan Berpaling Kepada Indonesia Dalam Kerjasama Industri Militer
- Dahlan : Irak Dan Uganda Tertarik Dengan Alutsista Buatan Indonesia
- PM Irak Kagumi Panser Anoa Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Irak untuk Indonesia
- Indonesia Akan Kirim Pasukan Perdamaian Ke Suriah Bila Dibutuhkan
- DPR RI Tawarkan Kerjasama Ekspor Senjata Dan Baju Militer Ke Irak
- Indobatt Dan Batalyon Spanyol Gelar Latihan Bersama di Lebanon
- Menhan: Warga Libanon Senang Dengan Adanya Indobatt
- Irak Beli 36 Unit F-16 dari Amerika
- KRI Frans Kaiseipo Akan Digantikan KRI Sultan Iskandar Muda Untuk Misi Di Lebanon
- TNI Siapkan 1.234 Prajurit Untuk Dikirim Ke Lebanon
- Panglima TNI Membantah Pengiriman Pasukan Ke Bahrain
- Kapal Perang KRI Frans Kaisiepo Akhiri Misi di Lebanon
- Uni Emirat Arab Berniat Kembali Membeli Pesawat T-50 Golden Eagle
- Kapal Penjemput TKI Dari Arab Saudi Pun Sempat Mau Dirompak
- English News : Turkey's acquisition of C-130s approved
- Empat Negara Asia dengan Belanja Militer Terbesar
EROPA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Juli, TNI AD Akan Diperkuat IFV Marder Dari Jerman
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Belanda Akan Menjual Kapal Perang Kedua Ke Indonesia
- KSAD : 100 Tank Leopard Dari Jerman Akan Tiba Tahun Ini
- Menhan: Beli 114 tank Leopard, Indonesia dapat 50 tank
- Parlemen Jerman Setujui Penjualan 100 Tank Leopard Ke Indonesia
- Komisi I DPR-RI Kunjungi 6 Industri Pertahanan di Ukraina
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Indonesia Beli Teknologi Panser Dari Belarusia
- Menhan Sambut Baik Tawaran Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Wallenberg Family Swedia
- Indonesia - Jerman Sepakat Untuk Kerjasama 16 Latihan Perang Bersama
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Menlu Belanda Sempat Larang Penjualan Tank Leopard Ke Indonesia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- Indonesia Tertarik Tank Leopard Dan Kerjasama Perkapalan Spanyol
- Menhan Spanyol Kunjungi Indonesia Untuk Membahas MoU
- Indonesia Dan Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Industri Pertahanan
- Menimbang Penawaran Kapal Perang Belanda Dan Italia
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- Akhirnya Pemerintah Tandatangani Pengadaan Tank Leopard Dengan Rheinmetall
- Menhan: Tank Leopard akan ditangani TNI AD Selaku Penguna
- Leopard Revolution, Si Spesialis Perang Kota
- Akhirnya Dua Leopard Tiba
0 comments:
Post a Comment