Anggaran sebanyak itu akan digunakan untuk membangkitkan daya tangkal sekaligus mendorong revitalisasi industri strategis pertahanan Tanah Air. Bagaimana kedua hal itu bisa berjalan? Berikut petikan wawancara SINDOdengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Bagaimana memanfaatkan anggaran alutsista yang demikian besar?
Anggaran kita memang naik pada tahun sekarang, dibandingkan lima tahun lalu. Untuk pembangunan alutsista (perawatan,pemeliharaan, pembelian baru) selama lima tahun,kita mendapatkan Rp150 triliun,itu di luar belanja pegawai. Kalau dihitung per tahun, pada 2012 kita dapat Rp72 triliun.Tapi,48%-nya untuk belanja pegawai.Sisanya,36% untuk belanja modal (alutsista) dan 16% belanja barang (pemeliharaan dan perawatan). Tentu,(alutsista) yang kita pilih adalah untuk pembelian alutsista yang sudah kita rencanakan sejak awal masuk kabinet 2010.
Proporsi pembelian dari dalam negeri dan luar negeri seperti apa?
Kita sudah buat perencanaan untuk 15 tahun yang dibagi dalam tiga rencana strategis lima tahunan.Dalam pokok perencanaan itu,kita sudah tahu mana yang dibeli dari dalam negeri dan luar negeri. Semaksimal mungkin,kita beli dari dalam negeri.Tapi kalau tidak bisa,kita beli yang bisa dibangun bersama-sama atau joint productions.Lalu,yang tidak bisa dibangun di Indonesia dan harus dibeli dari luar, kita upayakan adanya tansfer of technology( ToT) ataupun off-setdan trade off.
Untuk jangka panjang juga kita siapkan,contohnya dengan Korea Selatan (Korsel),kita melakukan penelitian dan pengembangan untuk pesawat tempur generasi 4,5 yaitu IFX/KFX. Itu baru datang pada 2020. Padahal selama jangka waktu itu,kebutuhan pesawat tempur tetap harus kita diisi.
Ada tawaran kerja sama dari sejumlah negara di Eropa, seperti Serbia.Tanggapan atas tawaran-tawaran itu?
Mereka memang banyak menawarkan teknologi timur. Dulu,kita banyak memakai teknologi timur pada era 60-an. Tapi,ujung-ujungnya adalah apakah cocok dengan RMA, kepentingan kita,dan modernisasi peralatan kita.Jadi,yang menawarkan banyak,tapi harus kita lihat satu per satu.
Bagaimana strategi yang digunakan dalam menentukan alutsista yang dibeli?
Pertama,kita lihat ancamannya seperti apa,di mana,dan berupa apa. Kemudian,anggaran yang dipersiapkan untuk penangkalnya seberapa besar. Lalu,dari situ kita desain,kita bangun kekuatan alutsista kita.Indonesia itu besar,jadi yang didesain tidak hanya kuantitas,tapi juga kualitas. Contohnya pembelian pesawat tempur F-16.Kita punya anggaran USD470 juta.
Kalau membeli baru cuma dapat 6 unit dan datangnya baru sekitar 6-7 tahun lagi. Tapi,kalau dapat hibah F-16 bekas,bisa datang cepat. Pesawat hibah itu tetap bisa diupgradekemampuannya menjadi seperti pesawat baru. Dengan hibah ini kita dapat 24 unit.Karena itu,kita kemudian memilih yang hibah ini dengan 24 unit pesawat. Selain itu,kondisi geografis juga harus diperhitungkan.
Di wilayah barat,laut kita dangkal,sehingga tidak membutuhkan kapal-kapal berukuran besar.Yang penting sekarang adalah kapal-kapal yang ada dipasang meriam dan rudal.Sedangkan di wilayah timur,lautnya dalam sehingga cocok untuk kapal-kapal besar.
Salah satu kendala industri strategis pertahanan dalam negeri adalah tidak ada sinergi antarindustri.Apa yang Kemhan lakukan untuk mendorong terciptanya sinergitas ini?
Biasanya kita menyerahkan ke vendor manufaktur untuk menetapkan itu sendiri. Misalnya,bangun kapal perang,maka kita serahkan ke PT PAL.Mereka yang akan mencari (dari industri mana saja komponennya).Kita cuma bilang harga segini,barang seperti ini.
Bagaimana dengan RUU tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan?
Sekarang sedang dibahas DPR.Yang penting kita berikan fleksibilitas kepada BUMNIP agar mereka bisa kembangkan industri pertahanannya lebih baik.Contohnya,kewajiban untuk membeli dari dalam negeri,dalam hal tender mungkin ada keberpihakan kita,ketentuan local content, dan diizinkan untuk melakukan kerja sama.Itu memang perlu dipayungi hukum.
Kemampuan seperti apa yang Kemhan harapkan dimiliki industri pertahanan untuk dapat memenuhi kebutuhan alutsista?
Kita menyadari ToT tidak bisa cepat.Pembuatan kapal selam,misalnya.Kapal pertama dibuat di luar negeri tidak apa-apa,tapi kita kirim banyak anak muda ke sana untuk belajar.Mungkin yang kedua bisa dibangun sebagian di sini.Nah,yang ketiga,kita berharap bisa dibangun di sini semua.Jadi itu bertahap.Itu sebetulnya tidak sulit. Contohnya kapal LPD yang kita punya.Dulu,dua dibangun di Korea,dua di Indonesia. Sekarang,Filipina sudah berminat membeli dari kita.
Dengan pembelian alutsista yang demikian gencar,apa tidak khawatir menimbulkan persaingan persenjataan di kawasan?
Sebetulnya kalau di ASEAN tidak.Pertama, karena kita punya ADMM (rapat tahunan menteri pertahanan se-ASEAN).Kita juga sudah sepakat kebijakan pertahanan kita harus transparan.Kita juga ada kerja sama industri pertahanan dan kerja sama militer selain perang. Kedua,kita semua tahu, sebenarnya kita membangun kekuatan ini bukan untuk menyerang,melainkan untuk mempertahankan kedaulatan. Ketiga,sekarang ini ancaman lebih banyak pada ancaman non-tradisional dan asimetrik.
Bisa digambarkan kekuatan pertahanan yang ingin dibangun,apakah seperti era 1960-an?
Tentu berbeda antara era 60- an dengan sekarang.Sekarang ada RMA (revolution military affair),jadi sekarang ini peranan teknologi sangat besar sekali.Sekarang kita tidak perlu kapal-kapal besar,yang penting punya peluru kendali.
Bagaimana dengan platform perluasan pasukan?
Memang,sekarang kebijakan kita di bidang sumber daya manusia ada tiga. Pertama,zero growth.Kita ingin pertahankan jumlah personel tetap.Kita juga menganut restrukturisasi dan right sizing.
Pengaruh zero growth terhadap ketersediaan belanja modal seperti apa?
Memang itu yang kita harapkan (persentase belanja modal lebih besar).Dulu kita 51% dari anggaran untuk belanja pegawai,sekarang sudah turun menjadi 48%. Memang tidak bisa drastis, harus pelan-pelan.Tapi,persentasenya untuk belanja modal tentu naik seiring dengan kebijakan zero growth ini.(SINDO/WDN)
Berita Terkait:
ALUTSISTA
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- DPR Setujui Anggaran Alutsista 14 Triliun Untuk TNI AD
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
TNI
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
Industri Pertahanan
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
0 comments:
Post a Comment