"Persiapan kerja sama itu telah diawali dengan peninjauan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kayrat Sarybay, bersama rombongannya ke PTDI awal minggu ini," kata Rakhendi Triyatna, Kamis (5/4).
Sarybay mendatangi langsung PT DI dengan sebuah pesawat khusus yang mendarat di Bandara Husein Sastranegara hari Selasa (3/4), sebagai bagian dari penyiapan agenda pembicaraan RI-Kazakhstan saat kunjungan kenegaraan pemimpin negara itu, Nursultan Nazarbayev, ke Indonesia bulan ini.
Saat kunjungan ke PTDI, kata Rakhendi, Wamenhan Sarybay menunjukkan minat serius setelah mendengar pemaparan tentang kemampuan dan kompetensi PTDI dalam pembuatan pesawat-pesawat terbang serta helikopter dan persenjataan berbagai jenis. Presentasi disampaikan Dirut PTDI Budi Santoso.
Rakhendi menambahkan, dalam kesempatan itu, sejumlah BUMN bidang industri pertahanan lainnya juga menyampaikan presentasi masing-masing, termasuk PT Pindad, PT Dahana, PT LEN Industri dan PT INTI.
Budi Santoso kemudian membawa Wamenhan Saribay meninjau berbagai fasilitas produksi di PTDI, khususnya ke tempat komponen pesawat dibuat dan ke Direktorat Aircraft Integration untuk melihat perakitan akhir (final assembly) pesawat CN235.
Dalam catatan, Kazakhstan bekas wilayah Uni Soviet di Asia Tengah yang terbesar dan terkaya sumber alam, khususnya minyak bumi dan gas. Pada masa Perang Dingin menjadi pusat industri militer Uni Soviet, bahkan pusat peluncuran wahana-wahana ruang angkasa Soviet dipusatkan di kawasan Boykonur di negara ini. Boykonur kini masih tetap digunakan Rusia berdasarkan perjanjian sewa komersial jangka panjang sampai 2050.
Kedua negara pun telah membentuk Dewan Bisnis Kazakhstan-Indonesia pada 12 Maret 2012 di Astana, ibu kota Kazakhstan, di mana pihak negara itu telah menyatakan mencari mitra ekonomi baru yang bergerak di sektor yang menggunakan teknologi tinggi. Militer Kazakhstan sebelumnya banyak membeli perangkat dan peralatan militer dari Israel.(Republika/WDN)
Berita Terkait:
0 comments:
Post a Comment