"Komisi I sangat menyesalkan penundaan sepihak dari Korsel atas kontrak kerjasama jangka panjang pesawat KFX," kata Ketua Komisi I, Mahfuz Siddiq, di Jakarta, Selasa (21/5).
Dia berpendapat, penundaan sepihak kerjasama di bidang pertahanan ini secara langsung telah menunjukkan sikap yang tidak tulus dari pemerintahan baru Korsel.
Selain itu, lanjut dia, Korsel juga tidak menghargai kesepakatan yang telah dibuat dihadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Presiden Korsel, Lee Myung-Bak.
Mahfuz menambahkan, jika Indonesia harus menyiapkan beberapa opsi alternatif dalam pengadaan alat sistem utama persenjataan (alutsita). Apalagi negara lain sudah menyatakan kesiapannya melakukan kerjasama penuh dengan Indonesia.
"Penundaan ini jadi preseden buruk bagi kerjasama di bidang pertahanan secara keseluruhan. Indonesia harus siapkan opsi alternatif, karena ada beberapa negara lain yang siap kerjasama penuh dengan Indonesia," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera ini.
Dia menyatakan, Komisi I dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan mengkaji penundaan sepihak oleh Korsel.
"Komisi I dan Kemhan sedang bersama mengkaji kelanjutan kontrak, apakah akan terus atau setop," tutupnya.(Berita Satu/WDN)
Berita Terkait:
0 comments:
Post a Comment