"Sebanyak 2.454 rajau darat masih digunakan oleh TNI," ujar Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri, Febrian Ruddyard, di Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Menurut Fabian, ranjau-ranjau darat itu tidak dimusnahkan karena masih dimanfaatkan oleh TNI untuk latihan. Jumlah tersebut masih diperbolehkan sesuai Konvensi Ottawa. Namun, ranjau itu harus dimusnahkan. "Kita diberi waktu 4 tahun untuk memusnahkan ranjau darat yang tersimpan di gudang TNI," kata dia.
Sejumlah negara telah menandatangani konvensi ini. Diantaranya adalah Rusia, China, India, dan Korea Selatan. Sementara itu, dua negara ASEAN, yaitu Singapura dan Myanamar, belum menandatangi Konvensi Ottawa.
"Di dunia ini ada 73 negara yang belum menandatangi konvensi Ottawa meski mereka mengetahui pemakaian ranjau darat telah banyak menimbulkan korban terutama di kalangan masyarat sipil," ujar Fabian. Ada 159 negara yang menandatangi Konvensi Ottawa. Sudah 45 juta ranjau darat dimusnahkan di bawah perjanjian itu.
Sementara itu, Lars Strenger dari Jesuit Refugee Service, mengatakan sampai saat ini ada 73.576 orang yang menjadi korban ranjau darat. Sekitar 70 hingga 80 persen berasal dari masyarakat sipil. "Kebanyakan korbannya adalah anak-anak," ujar Lars.
Sejak Konvensi Ottawa ditandatangani, sambung Lars, korban ranjau darat berkurang dari 20 ribu menjadi 4 ribu orang per tahun. "Jumlah ini masih sangat besar," imbuhnya. Dia mengatakan ada 4.191 korban ranjau darat pada tahun 2011 lalu atau sekitar 12 orang yang menjadi korban setiap harinya.
Menurut Lars, ranjau darat wajib dimusnahkan agar tidak menimbulkan korban masyrakat sipil yang rentan dan miskin yang harus menghadapi dampak buruk dari perang. Seperti diketahui, ranjau darat adalah bahan peledak yang akan meledak ketika ditekan pemicunya. Ranjau ini meledak saat terinjak oleh kaki manusia dan hewan.
"Ranjau ini sangat berbahaya tanpa memadang korbannya. Ranjau ini bisa berfungi 30-60 tahun ketika sudah ditanam di tanah," katanya.(Vivanews/WDN)
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : 8 Unit Helikopter Apache Mulai Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
Senjata
- Indonesia Inginkan Jaminan Alutsista Dalam Traktat Perdagangan Senjata
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- AS Berharap Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
- Senjata Murah Buatan China Jadi Saingan Berat PT Pindad
- KSAD : SS-2 Buatan Pindad Mampu Mengalahkan M-16
- Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia
- Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Dirut Pindad : Kami Yakin Pesanan Senjata TNI Kelar Tahun Ini
- Kemhan Akan Melakukan Pengadaan Meriam Pengganti Meriam Salute Gun
- Senapan Serbu Buatan PT Pindad Semakin Memikat
- Engineer Pindad : Senapan SS-2-V5a1 Sangat Akurat Dan Mematikan
- Asia Pasar Pengimpor Senjata Terbesar Di Dunia
- Timor Leste Tertarik Beli Senjata SS-2 Buatan Pindad
- 2012, Armed TNI AD Kedatangan Meriam 155 mm Dan MLRS
- Tentara Vietnam, Kamboja & Laos Naksir Senjata Buatan Pindad
- TNI AD Raih Juara Menembak Se-ASEAN
- Sukhoi TNI AU Dilengkapi Dengan Bom BTN- 250 Dan BCA-50 Buatan Pindad
- Korsel Tertarik Membangun Industri Senjata Di Babel
- Lubang Besar di Nunukan Ternyata Bekas Ledakan Bom TNI AL
- Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'
- Widodo Harjoprawito, Sang Ahli Balistik yang Pernah Jadi Penasihat Militer Bolivia
- Pangkostrad : Walaupun Meriam Sudah Tua Tapi Masih Layak Pakai
0 comments:
Post a Comment